Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk optimis penyaluran kredit di sepanjang tahun lebih baik dari proyeksi di awal tahun. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan akan merevisi target kredit dari 8% menjadi 10% di sepanjang 2022.
“Kemungkinan-kemungkinan untuk meningkatkan kredit itu cukup besar, kita berharap ini bisa membantu pemulihan ekonomi Indonesia. Meskipun saat ini kita menghadapi kenaikan biaya operasional perusahaan meningkat, bila daya beli tidak bisa meng-absorb itu maka profitabilitas perusahaan ini akan berkurang,” ujar Jahja secara virtual pada Rabu (27/7).
Jahja melihat, dampak Covid-19 sebenarnya sudah mulai terkendali. Namun bayangan tantangan ekonomi global masih mengintai seperti kenaikan harga minyak serta kenaikan biaya logistik secara global.
Kendati demikian, Jahja optimis prospek kredit akan terakselerasi di paruh kedua 2022. Lantaran mobilisasi masyarakat sudah kembali normal. Sehingga, pembelian barang dan jasa terus meningkat pesat dan memicu peningkatan kredit di seluruh sektor.
Baca Juga: Naik 24,9%, BCA Bukukan Laba Bersih Rp 18 Triliun di Semester I 2022
BCA mencermati, permintaan kredit investasi terus meningkat seiring sektor riil yang melihat potensi ekspansi dan pengembangan bisnis ke depannya. Begitupun dengan mulai meningkatkan kredit modal kerja karena peningkatan perdagangan dan kenaikan biaya produksi dan bahan mentah korporasi membuat kebutuhan dana lebih besar untuk kapasitas produksi yang sama.
Begitupun untuk kredit di sektor konsumer terus tumbuh seperti kredit kendaraan bermotor maupun kredit pemilikan rumah (KPR). Ini lah yang membuat BCA optimis kredit di semester 2 akan lebih bergairah lagi.
“Kita mencermati seluruh sektor, tapi BCA lebih bagaimana performa perusahaan, bila industrinya jelek tapi perusahaannya bagus maka akan diberikan kredit. Bila industrinya bagus, tapi perusahaannya jelek maka tidak diberikan kredit,” tambah Jahja.
BCA secara konsolidasi berhasil membukukan pertumbuhan kredit 13,8% yoy dari Rp 593,58 triliun menjadi Rp 675,36 triliun per Juni 2022. Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, terutama ditopang oleh kredit korporasi yang naik 19,1% YoY mencapai Rp 310,2 triliun di Juni 2022.
Sedangkan Kredit komersial dan UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi kedua, naik 10,9% YoY mencapai Rp 197,5 triliun. Sementara itu, KPR tumbuh 8,5% YoY menjadi Rp 101,6 triliun.
KKB naik 4,8% YoY menjadi Rp 43,2 triliun, setelah rebound dari tekanan di masa pandemi. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 10,7% YoY menjadi Rp 12,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 7,6% YoY menjadi Rp 160,5 triliun.
Baca Juga: Bank Bjb Syariah Raup Laba Rp 46,81 Miliar hingga Semester I
Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 13,8% YoY menjadi Rp 675,4 triliun. Sehubungan dengan penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan (sustainable), portofolio BCA tumbuh sebesar 21,8% YoY menjadi Rp 169,5 triliun per Juni 2022.
“Portofolio kredit keuangan berkelanjutan berkontribusi hingga 24,9% terhadap total portofolio pembiayaan BCA. Pembiayaan yang kami berikan termasuk untuk sektor energi terbarukan, di antaranya mencakup proyek pembangkit listrik tenaga surya, air, minihidro, biogas, dan biomassa," kata Jahja.
"Proyek-proyek ini tersebar pada 13 wilayah di Indonesia, dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan hampir mencapai 200 MW. Selain itu, kami juga baru saja memberikan pembiayaan sekitar Rp 472 miliar kepada perusahaan yang bergerak pada industri kertas daur ulang, guna mendukung ekonomi sirkular,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News