kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batubara diramal masih bullish


Jumat, 04 Agustus 2017 / 20:13 WIB
Batubara diramal masih bullish


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Batubara sempat menyentuh harga tertinggi dalam tiga tahun terakhir di level US$ 89,35 per metrik ton pada Selasa (1/8). Namun, Kamis (3/8), harga emas hitam ini ditutup turun tipis. Koreksi harga disinyalir karena aksi profit taking

Mengutip Bloomberg, Kamis, harga batubara kontrak pengiriman Oktober 2017 di ICE Futures Exchange turun 1,5% dari hari sebelumnya ke level US$ 87,75 per metrik ton. Namun, sepekan, harga batubara masih naik 5,9%.

"Hal wajar kalau setelah menyentuh harga tertinggi ada penurunan, karena kalau harga tinggi siapa yang mau beli," ujar Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, Jumat.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar bilang, penurunan harga batubara juga terkena imbas harga minyak mentah yang menurun. "Batubara kan substitusi dari minyak, kalau harga minyak koreksi batubara juga ikut tekoreksi," katanya, hari ini.

Kendati demikian, Deddy menilai, harga batubara masih dalam tren penguatan, karena terdapat peningkatan permintaan dari China dan India. Sekadar tahu saja, permintaan di India meningkat 2,2% pada tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Batubara juga masih mendapat suntikan positif dari Eropa, karena permintaan batubara dari Jerman dan Italia meningkat guna mengamankan suplai listrik. Selain itu, Uni Eropa berencana memperpanjang penggunaan batubara untuk pembangkit listrik. Kenaikan permintaan barubara Eropa mendorong ekspor batubara AS periode Januari-Mei meningkat 60% dibandingkan periode yang sama tahun 2016.

"Hingga kuartal III-2017, harga batubara masih berpotensi bullish, karena fundamental batubara masih bagus," proyeksi Deddy. Ia memprediksi, pada akhir kuartal III-2017, harganya bisa mencapai US$ 90-US$ 95 per metrik ton.

"Dari sisi teknikal, bukan tidak mungkin di kuartal III-2017 akan mencapai harga itu. Pada 2016, harga batubara sempat mencapai level tertinggi di area US$ 100 per metrik ton," imbuh Deddy.

Selain itu, di China saat ini terdapat dua perusahaan tambang, yakni Ha'erwusu Open-pit Mine dan Baorixile Open-pit Mine yang disuspensi, sehingga dapat menahan laju produksi. Kemudian hampir 60% pembangkit listrik di China membutuhkan suplai batubara yang besar. "Hal ini tentu menjadi katalis positif bagi harga batubara," jelas Deddy.

Secara teknikal, indikator moving average (MA) 50, MA100, dan MA200 bergulir di atas dan menunjukkan terbukanya potensi penguatan. Kemudian, relative strength index (RSI) dan moving average convergence divergence (MACD) masing-masing berada di area 66 dan area positif. "Namun, ada potensi koreksi dari indikator stochastic yang berada di area 94, ini area overbought (jenuh beli)," ujar Deddy.

Untuk itu, Deddy meramalkan, koreksi harga akan berlangsung sesaat. Senin (7/8), harga batubara akan berada di rentang US$ 86-US$ 89 per metrik ton. Sepekan jika resistance ditembus, maka harga akan berada di kisaran US$ 87-US$ 93 per metrik ton.

Prediksi Ibrahim, Senin, batubara masih akan terkoreksi di kisaran US$ 87,25-US$ 88,80 per metrik ton. Namun, sepekan, harganya berpotensi menguat di rentang US$ 86,20-US$ 90,30 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×