Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tak seperti merpati, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tidak menepati janjinya. Hingga kini, raksasa bisnis yang mulai sempoyongan ini belum juga merampungkan transaksi penjualan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Bahkan, induk usaha Keluarga Bakrie ini memperkirakan transaksi tersebut baru bisa selesai dalam tujuh hingga 10 hari ke depan. Artinya, sampai akhir bulan ini. Padahal, Grup Bakrie pernah berjanji akan menyelesaikan transaksi tersebut akhir pekan lalu.
Sekretaris Perusahaan Bakrie & Brothers R. A. Sri Damayanti mengatakan, saat ini pihaknya masih dalam proses negosiasi dengan para calon pembeli Bumi. Mereka terdiri atas perusahaan swasta dan pemerintah dari Australia, India, Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Proses negosiasi tidak hanya sebatas harga dan struktur transaksi, namun juga mencakup pasokan batubara setelah Bumi memiliki juragan baru.
Sri memperkirakan, transaksi penjualan saham Bumi baru bisa rampung dalam waktu tujuh hingga 10 hari ke depan. Para calon pembeli mensyaratkan penghentian sementara atau suspend perdagangan saham Bumi terus berlangsung hingga proses negosiasi tersebut rampung.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah mengaku belum bisa memastikan apakah akan memenuhi permintaan tersebut. Sebab, saat ini, BEI masih melakukan pengkajian. BEI meminta BNBR agar memberikan penjelasan lengkap mengenai transaksi penjualan saham Bumi dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). "Harus jelas pembelinya, harganya, dan bagaimana pembeliannya," ujar Erry di Jakarta, Senin kemarin (20/10).
Direktur Perdagangan BEI M. S. Sembiring menambahkan, pihaknya tidak mesti menunggu proses negosiasi rampung guna mencabut suspend saham Bumi. Yang terpenting, Grup Bakrie harus memberikan informasi yang jelas mengenai transaksi itu. "Mereka sedang mengadakan negosiasi dalam jumlah yang signifikan," ujarnya.
Menurut Direktur BNBR Dileep Srivastava, pihaknya butuh waktu lama karena nilai transaksi penjualan saham Bumi akan lebih dari US$ 1 miliar. "Prosesnya semua normal, perlu ada due dilligence," ujarnya kepada KONTAN, kemarin. Menurutnya, para calon pembeli adalah perusahaan sejenis Bumi di sektor pertambangan batubara. Tapi, peminat Bumi berbeda dengan calon investor Energi. Sedangkan sumber KONTAN di bursa bilang, proses penjualan saham Bumi bisa rampung paling cepat pada Rabu nanti.
Analis Reliance Securities Gina Novrina Nasution menilai, suspend tiga saham Grup Bakrie yang terlalu lama bisa menimbulkan sentimen negatif. "Investor bisa kehilangan kepercayaan terhadap saham Grup Bakrie," imbuhnya. Dia memperkirakan, harga saham Bumi akan langsung anjlok begitu suspend dicabut. Sentimen ini bisa menjalar ke anak usaha Grup Bakrie lainnya yang berujung kepada kejatuhan bursa saham. Maklum, saham-saham Grup Bakrie saat ini menguasai sekitar 35% dari total nilai kapitalisasi pasar BEI.
Tekanan jual masih kuat
Indikasinya sudah tercermin dari nasib saham tiga anak usaha Grup Bakrie, yaitu PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), sejak suspend dicabut Jumat pekan lalu. Kemarin, harga saham ketiga perusahaan itu terkena mekanisme auto rejection lantaran anjlok 10%. Harga saham ELTY terkapar ke level Rp 122 per saham, bahkan di pasar negosiasi hanya dihargai Rp 100 per saham.
Sedangkan harga UNSP tersungkur hingga Rp 375 per saham dan di pasar negosiasi harganya hanya Rp 310 per saham. Seorang broker di sekuritas lokal bilang, para investor dipaksa menjual atau forced sell saham-saham Grup Bakrie lantaran dahulu membelinya dengan fasilitas margin dari sekuritas. "Masih banyak sekuritas yang belum kebagian jatah menjual. Jadi ke depan, masih ada tekanan jual," tukas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News