kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Aset Kripto Prospektif Jadi Investasi Jangka Panjang, Begini Penjelasannya


Jumat, 23 Mei 2025 / 21:49 WIB
Aset Kripto Prospektif Jadi Investasi Jangka Panjang, Begini Penjelasannya
ILUSTRASI. Aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum dinilai kian menjanjikan sebagai pilihan investasi jangka panjang.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum dinilai kian menjanjikan sebagai pilihan investasi jangka panjang. 

CEO dan Founder PT Solusi Finansialku Indonesia Melvin Mumpuni menyebut, transformasi narasi terhadap kripto belakangan ini menunjukkan perubahan signifikan, terutama sejak hadirnya ETF Bitcoin spot yang disetujui regulator dan menarik masuknya institusi besar.

“Bitcoin kini mulai menunjukkan karakteristik sebagai alternative asset, tidak selalu berkorelasi dengan pasar saham. Ini menjadikannya menarik di tengah ketidakpastian ekonomi,” jelas Melvin kepada Kontan, Jumat (23/5). 

Menurut Melvin, saat ini pergerakan harga Bitcoin dan saham sudah tak selalu berkolerasi. Nah, itu menunjukkan peran kripto sebagai diversifikasi portofolio. 

Baca Juga: Pelaku Industri Menanti Realisasi Penghapusan PPN Transaksi Kripto

Ketika pasar saham Amerika Serikat (AS) tertekan oleh ekspektasi suku bunga tinggi dan kekhawatiran ekonomi makro, Melvin bilang investor besar justru mulai melirik Bitcoin. Optimisme terhadap adopsi institusional lah yang menjadi faktor utama penguatan Bitcoin beberapa waktu terakhir. 

“Masuknya pemain besar seperti BlackRock, Fidelity, dan ARK ke pasar ETF Bitcoin spot memberi sinyal kuat bahwa Bitcoin kini dianggap layak sebagai bagian dari portofolio jangka panjang, terutama bagi investor institusional,” ujar Melvin.

Meski begitu, Melvin mengingatkan bahwa kripto tetap aset dengan volatilitas tinggi dan belum sepenuhnya stabil secara fundamental. Makanya, ia menyarankan agar investor tidak menempatkan porsi terlalu besar dalam portofolio mereka.

“Saya sarankan porsi Bitcoin tidak lebih dari 10% dari total portofolio, dan tetap sebagai bagian strategi diversifikasi, bukan sebagai core asset,” katanya.

Baca Juga: Tembus ATH Baru, Harga Bictoin Diprediksi Masih Bisa Menguat Hingga US$ 135.000

Ia juga menekankan pentingnya edukasi dan pemahaman risiko sebelum terjun ke aset kripto. Menurutnya, hanya aset dengan fundamental dan ekosistem kuat seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang layak dipertimbangkan. 

“Hindari spekulasi pada altcoin yang tidak jelas dan jangan terjebak dengan pola pikir ingin cepat kaya,” tegasnya.

Melvin menyebut potensi teknologi blockchain masih sangat besar, terutama untuk sektor keuangan, logistik, hingga gaming. Namun, investor perlu bijak memilah antara proyek yang punya use case nyata dan yang hanya ikut-ikutan tren.

Selanjutnya: Moorlife Unjuk Kekuatan Brand Lokal:1000 Entrepreneur di Champion Conference Bali2025

Menarik Dibaca: Didominasi Hujan, Ini Prakiraan Cuaca Besok (24/5) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×