kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Analis Rekomendasikan Beli Saham INCO Meski Harga Nikel Tengah Tertekan


Kamis, 22 Februari 2024 / 05:45 WIB
Analis Rekomendasikan Beli Saham INCO Meski Harga Nikel Tengah Tertekan
ILUSTRASI. Sejumlah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diproyeksikan turun di 2024. Meski begitu, prospek INCO dinilai tetap positif didorong industri kendaraan listrik.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty mengatakan, tren pertumbuhan kinerja INCO akan terkoreksi akibat adanya kelebihan pasokan yang menyebabkan tekanan pada harga nikel. 

Ia memperkirakan harga nikel tahun ini berkisar US$ 16.000 - 17.000 per ton setelah rata-rata tahun lalu di kisaran US$ 21.688 per ton.

"Kami menilai hal ini mungkin saja menjadi peluang bagi INCO, menurunnya harga nikel justru akan meningkatkan permintaan akan nikel terutama yang menjadi bahan baku baterai NMC," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/2).

Baca Juga: SSSG Ace Hardware (ACES) Naik 5,6% pada Januari, Intip Rekomendasi Sahamnya

Adapun, kata Arinda, selama ini kendaraan listrik yang menggunakan NMC adalah kendaraan listrik kelas atas, sehingga dengan menurunnya harga nikel, bukan tidak mungkin dapat menekan harga kendaraan listrik yang menggunakan baterai NMC dan dapat bersaing dengan kendaraan listrik yang menggunakan baterai LFP. 

"Prospek nikel sebagai bahan utama baterai NMC masih cukup menonjol mengingat NFC mendominasi pasar kendaraan listrik sebesar 50%-60% dibandingkan LFP," sambungnya.

Sehingga, di tengah tekanan harga nikel, Arinda memperkirakan adanya potensi pertumbuhan volume penjualan.

Terlebih pemerintah sangat mendukung industri tersebut melalui beberapa insentif, seperti pengurangan PPN 10% bagi pembelian kendaraan listrik yang memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 100%.

Namun, Arinda juga mengingatkan adanya kemungkinan divestasi yang di bawah harga wajar menyebabkan harga saham INCO akan terus menurun hingga mencapai harga divestasi tersebut. 

 

Baca Juga: Kinerja Vale Indonesia (INCO) Diprediksi Melandai di 2024, Ini Pemicunya

Meski begitu, secara jangka panjang dengan MIND ID sebagai pengendali, ia menilai akan menjadikan INCO pemain utama di pasar nikel dan INCO akan mendapat support dari pemerintah seiring dengan adanya hilirisasi nikel.

"Kami merekomendasikan buy dengan target jangka panjang Rp 4.650," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×