Reporter: Recha Dermawan, Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Karbon Indonesia akan diresmikan hari ini, Selasa 26 September 2023. Analis rekomendasi beli saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) karena berpotensi mendapat keuntungan Bursa Karbon Indonesia.
Bursa karbon adalah pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon. Bursa Efek Indonesia mendapat amanah untuk mengelola Bursa Karbon Indonesia.
Salah satu produk yang akan diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia adalah Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca alias SPE-GRK.
Ada tiga perusahaan yang memiliki SPE-GRK dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) per 25 September 2023. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) adalah salah satunya.
Baca Juga: Perdana, Bursa Karbon Belum Riuh
PGEO mendaftarkan kegiatan unit usaha Proyek Lahendong Unit 5 & Unit 6. Dengan proyek yang sama, PGEO menggenggam lima SPE RGK yang diterbitkan pada 23 September 2023. Sementara PGEO 21.259 unit PSE yang tersedia untuk ditransaksikan.
Analis melihat Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) memiliki masa depan bisnis yang cerah. Analis Sinarmas Sekuritas menjadikan saham PGEO sebagai emiten yang layak dibeli karena potensi harganya dapat meroket hingga Rp 1.900 per lembar.
Pada perdagangan Senin 25 September 2023, harga saham PGEO ditutup di level 1.605, naik 30 poin atau 1,9% dibandingkan hari sebelumnya. Harga saham PGEO ini sudah mencapai hampir 2x lipat dibandingkan harga inititial public offering (IPO) 875 pada Februari 2023.
"Dengan sumber daya panas bumi Indonesia yang sangat besar dan inisiatif pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan, PGEO akan mendapatkan keuntungan yang signifikan dengan perkiraan 3,4 GW (10% CAGR) tambahan kapasitas terpasang dalam satu dekade mendatang," tulis Equity Analyst Sinarmas Sekuritas Inav Haria Chandra mengutip dari risetnya, Senin (25/9)
Inav menyampaikan hal tersebut dalam laporan Initiation Coverage yang dipublikasikan pada 14 September 2023. Dalam laporannya, Sinarmas memberi saham PGEO dengan rekomendasi beli dengan mematok target price (TP) saham di Rp 1.900 per saham.
Inav menjelaskan posisi PGEO sangat strategis untuk melakukan transisi energi terbarukan di Indonesia karena hubungannya dengan Pertamina dan pemerintah.
Baca Juga: Siap Tebar Dividen, Cermati Rekomendasi Saham Global Energy (SGER)
“Hal ini menjadi peluang utama bagi PGEO untuk berkontribusi dalam upaya peralihan ke energi terbarukan," ujarnya.
Dalam analisisnya, Inav menilai panas bumi itu sebagai sumber daya yang kompetitif karena tidak memerlukan bahan bakar dalam produksi listrik.
Ini berarti, kata dia, PGEO tidak terpengaruh volatilitas harga bahan bakar. Inav juga mengatakan potensi dari panas bumi ini memiliki masa pakai yang lebih lama dengan upaya pemeliharaan yang lebih sedikit dibanding bahan bakar fosil.
"Hal penting lainnya adalah panas bumi merupakan energi yang selalu tersedia, tidak terpengaruh oleh cuaca dan siklus siang-malam, terakhir panas bumi mampu memproduksi listrik dengan temperatur yang relatif rendah yaitu kurang dari 350 celsius, dibanding bahan bakar fosil yang kurang dari 2.000 celsius" jelasnya.
Alasan lain yang membuat saham PGEO ini layak beli karena adanya kemitraan yang dilakukan dengan Africa Geothermal International Ltd. (AGIL). Selain itu, potensi penyelesaian proyek PLTP binary pertama di Indonesia pada tahun 2026-2027 juga akan menjadikan saham PGEO prospektif.
"Kemitraan ini akan menandai tonggak penting dalam perjalanan PGE dalam memperluas portofolio proyek secara global, yang akhirnya akan membuka peluang pertumbuhan di masa depan," ujarnya.
Pada saat kunjungan ke Kenya, Pertamina Geothermal Energy juga melakukan kunjungan ke Lapangan Olkaria I milik Kenya Electricity Generating Company PLC (KenGen) untuk sharing knowledge terkait penerapan teknologi yang efisien serta menggali potensi kolaborasi di masa mendatang.
Selain dengan AGIL, pada 13 September 2023 lalu PGEO juga menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.
Inav juga meyakini bahwa saham PGEO selama ini undervalued. Alasannya karena masih terbatasnya jumlah perusahaan sejenis yang memiliki model bisnis dan profil risiko yang serupa yang sudah melantai di bursa.
Itulah rekomendasi saham yang diprediksi untung karena Bursa Karbon Indonesia. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News