kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target Harga Rp 10.500, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip yang Kini Rp 9.550


Selasa, 30 Januari 2024 / 08:00 WIB
Target Harga Rp 10.500, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip yang Kini Rp 9.550
ILUSTRASI. Target Harga Rp 10.500, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip yang Kini Rp 9.550


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis rekomendasi saham blue chip di sektor perbankan, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Harga saham BBCA masih berpeluang naik tinggi seiring peningkatan kinerja.

Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa efek dengan fundamental kuat dan nilai pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham lapis satu biasanya dikelompokkan dalam Indeks LQ45. Saham BBCA telah menjadi penghuni Indeks LQ45 sejak dahulu.

Pada perdagangan Senin 29 Januari 2024, harga saham BBCA ditutup di level 9.550, naik 50 poin atau 0,53% dibandingkan sehari sebelumnya.

 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus rekomendasi beli saham BBCA. Ia memasang target harga saham BBCA di level Rp 10.700.

Kenaikan harga saham BBCA akan terdorong oleh kinerja tahun 2024 yang diperkirakan masih tetap kuat. Meskipun begitu, analis memperkirakan perlambatan laju pertumbuhan masih akan terjadi.

Sebagai informasi, BBCA mencetak pertumbuhan laba bersih 19,4% menjadi Rp 48,6 triliun. Namun, laju pertumbuhannya melambat dari 2022 yang tumbuh 29,6%.

Menurut Nico, melambatnya laju pertumbuhan BBCA akibat beban operasional perseroan yang naik hingga Rp 5 triliun atau 5,45% dari tahun 2022. Sehingga potensi perlambatan laju pertumbuhan perseroan di 2024 tetap ada.

"Namun, sejauh ini pendapatan bersih masih naik konsisten dari tahun ke tahun, terlebih pada tahun 2024 BBCA akan fokus kepada penyaluran kredit berbagai sektor di tengah potensi turunnya tingkat suku bunga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (29/1).

Oleh sebab itu, Nico melihat tahun ini BBCA tetap akan melanjutkan kinerja apiknya. Apalagi masih terjaganya pemulihan ekonomi nasional, daya beli dan konsumsi, serta adanya potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed.

Menurutnya, turunnya suku bunga The Fed akan mendorong peningkatan kredit ini. Selain itu meningkatnya aktivitas transaksi akibat meningkatnya daya beli dan konsumsi akibat Pemilu dinilai juga akan mendorong kinerja BBCA pada tahun ini.

"Pada tahun 2023 saja, total volume transaksi meningkat sebanyak 25,1%, naik dua kali lipat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir," terangnya.

Nico memperkirakan laba bersih BBCA akan bertumbuh dikisaran 10% menjadi Rp 53 triliun hingga Rp 55 triliun.

Itulah rekomendasi saham BBCA untuk perdagangan hari ini, Selasa 30 Januari 2024. Ingat, keputusan membeli dan menjual saham menjadi tanggung jawab Anda sendiri.

Analyst Senior Sucor Sekuritas Edward Lowis juga berpandangan kinerja laba bersih BBCA tumbuh 12% di 2024 menjadi Rp 54,39 triliun. "Kami mengantisipasi peningkatan pendapatan bunga dengan peningkatan imbal hasil aset," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×