kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Rekomendasi buy saham Erajaya, ini alasannya


Selasa, 30 Januari 2018 / 20:56 WIB
Analis: Rekomendasi buy saham Erajaya, ini alasannya
ILUSTRASI. Penjualan ponsel di gerai Erafone


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengguna ponsel pintar (smartphone) di Indonesia berpotensi terus meningkat. Peluang tersebut coba dimanfaatkan oleh PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) guna menggenjot kinerja pada tahun ini.

Dalam riset 25 Januari, Fransisca Putri, analis Ciptadana Sekuritas Asia mengatakan, jumlah pengguna ponsel pintar di Indonesia pada 2017 lalu diperkirakan mencapai 62,7 orang atau 23,7% dari total penduduk Indonesia. Ia memprediksi, pada 2019 mendatang, persentase pengguna ponsel pintar di Indonesia meningkat menjadi 28,3%.

Jumlah tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa penetrasi ponsel pintar di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara berpenduduk besar lainnya, seperti China dan India. Dengan jumlah penduduk sebesar 1,39 miliar jiwa, persentase pengguna ponsel pintar di China mencapai 56% pada tahun lalu. Sementara di India, persentase pengguna ponsel pintar mencapai 33,4% dari total penduduk sebesar 1,32 miliar jiwa.

Lantaran penetrasi ponsel pintar di Indonesia masih rendah, Fransisca menilai, hal itu bisa dimanfaatkan oleh ERAA untuk melakukan ekspansi penjualan produk ke daerah-daerah yang belum terjangkau sebelumnya.

Terlebih lagi, siklus pergantian ponsel pintar di kalangan masyarakat tergolong cepat. Fransisca menyebut, 39,1% orang mengganti ponselnya dalam waktu 6-12 bulan, sedangkan 32,5% orang mengganti ponselnya dalam waktu kurang dari 6 bulan. “Cepatnya siklus pergantian ponsel pintar akan mendorong permintaan terhadap produk tersebut,” paparnya.

Menurut Fransisca, ERAA diuntungkan dengan posisinya sebagai distribusi tunggal produk-produk Apple dan Xiaomi di Indonesia. Alhasil, emiten ini bisa lebih leluasa menjangkau konsumen kalangan atas maupun menengah ke bawah dengan karakteristik kedua merek tersebut.

ERAA pun tengah berupaya meningkatkan ekosistem produk Xiaomi dengan membangun satu gerai baru untuk produk tersebut pada tahun ini. Pada 2017 silam, emiten ini telah mendirikan tiga gerai Xiaomi. “Xiaomi mulai memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja ERAA,” ujar Fransisca.

Peluang ERAA meraih pendapatan tinggi dari produk Apple juga terbuka lebar. Fransisca mencontohkan, meski dibanderol mahal, penjualan Iphone X tergolong sukses di Indonesia. Hal yang perlu diwaspadai ERAA adalah potensi pembelian produk tersebut melalui pasar gelap.

Fransisca pun merekomendasikan buy saham ERAA dengan target harga Rp 1.150 per saham. Dia memprediksi, pada tahun ini ERAA akan memperoleh pendapatan senilai Rp 25,54 triliun sedangkan laba bersihnya akan mencapai Rp 327 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×