Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan nilai pasar saham dan nilai tukar tupiah terhadap dollar AS (USD) hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen ekonomi dari eksternal dan domestik.
Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas mengatakan, pergerakan pasar hari ini akan menanti data inflasi yang akan dirilis BPS. "Kami perkirakan angka inflasi bulan Januari 2016 akan sebesar 0,65% mom atau 4,28% yoy," katanya dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (1/2).
Menurut Lana, potensi inflasi berasal dari naiknya harga bahan makanan yang sempat tinggi di awal bulan. Namun kebijakan impor pangan pemerintah kemungkinan mengurangi tekanan harga tersebut. Survei BI mencatat, hingga minggu ke-3 Januari, inflasi sebesar 0,75% mom.
Sementara sentimen eksternal yang akan mempengruhi pasar akan datang dari data ekonomi AS. Ekonomi negeri Paman Sam tersebut hanya tumbuh 0,7% secara year on year (yoy) di kuartal IV 2015, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2% yoy dan 2,1% yoy pada Kuartal IV pada tahun 2014. " Ini juga di bawah ekspektasi konsensus 0,8%," ujar Lana.
Selama 2015, ekonomi AS hanya tumbuh 1,8% yoy. Menurut Lana, melambatnya ekonomi AS ini bisa menjadi pertimbangan the Fed untuk tidak agresif menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Dengan kedua sentimen tersebut, Lana menperkirakan bursa Asia kemungkinan akan menguat pada hari ini terbantu dengan sentimen positif dari naiknya harga minyak mentah kembali di atas level US$ 35 pbr, dan indeks future Asia yang sebagian besar menunjukkan positif.
Nilai tukar rupiah juga diperkirakan akan bergerak lebar di kisaran Rp13.700 - Rp.13.830 per USD. Pada akhir pekan lalu, rupiah menguat 95 poin ke level Rp 13.778 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News