kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,95   3,20   0.36%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: CPO bisa tembus ke level RM 2.800


Rabu, 24 Agustus 2016 / 19:46 WIB
Analis: CPO bisa tembus ke level RM 2.800


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) masih ditopang sentimen positif dari tingginya angka permintaan. Akan tetapi kondisi global yang tidak stabil masih akan menjadi tantangan bagi harga CPO selanjutnya.

Mengutip Bloomberg, Rabu (24/8) pukul 17.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman November 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,8% RM 2.600 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.

Analis PT Central Capital Futures, Wahyu Tri Wibowo menjelaskan, pergerakan harga CPO memang cukup volatile. CPO telah mencatat penguatan dalam tiga pekan terakhir lantaran didukung oleh kenaikan ekspor Malaysia.

Berdasarkan survei kargo Societe Generale de Surveillance (SGS), ekspor CPO Malaysia periode 1 - 20 Agustus naik 27,4% menjadi 1,045 juta ton dibanding periode sama bulan sebelumnya. Ekspor ke India mencatat kenaikan tertinggi yakni 80,3% menjadi 259.290 ton. "Ketatnya angka supply akibat dampak cuaca kering Badai El Nino juga turut membantu mengangkat harga," paparnya.

Namun, harga CPO sempat tertekan di awal pekan akibat terseret penurunan harga minyak mentah. Di samping itu, tingginya angka produksi CPO masih membayangi pergerakan harga. Selanjutnya, CPO kembali bangkit dan menguat dalam dua hari beruntun. "Setelah anjlok, wajar terjadi kenaikan harga yang cukup tajam," lanjut Wahyu.

Wahyu menilai, angka supply dan demand saat ini sama kuat. Tetapi secara keseluruhan, kenaikan ekspor yang cukup konsisten menjaga penguatan harga CPO. Apalagi, produksi masih berpeluang tertekan lantaran efek lanjutan dari Badai El Nino.

Salah satu produsen kelapa sawit, Sime Darby Bhd memperkirakan produksi tahun fiskal 2017 akan jatuh 10% lantaran efek El Nino. Badai yang membawa cuaca kering di kawasan Asia Tenggara ini berpotensi menurunkan hasil kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia sehingga menurunkan pasokan CPO global menjadi 2 juta ton tahun ini. Data resmi awal bulan ini pun menunjukkan produksi Malaysia turun 12,7% pada bulan Juli.

Di sisi lain, data ekonomi global masih belum memuaskan dengan angka pertumbuhan yang masih lamban. Tetapi kenaikan harga komoditas telah memberikan optimisme jika kondisi sektor bisnis akan membaik. "Lingkungan yang tidak stabil dan tidak pasti akan tetap menjadi tantangan bagi harga CPO," kata Wahyu.

Selama harga CPO masih bertahan di atas RM 2.400 per metrik ton, Wahyu melihat adanya potensi kenaikan harga hingga ke level RM 2.800 tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×