kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Harga CPO masih terus menanjak


Selasa, 23 Agustus 2016 / 16:35 WIB
Harga CPO masih terus menanjak


Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Lemahnya posisi ringgit Malaysia dan ekspor Malaysia yang naik jadi penyuntik tenaga bagi harga crude palm oil (CPO) untuk pertahankan kenaikan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (23/8) pukul 12.36 WIB harga CPO kontrak pengiriman November 2016 di Malaysia Derivative Exchange terangkat tipis 0,08% di level RM 2.545 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.

“Pelemahan ringgit jadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga di pasar,” kata Josephine Goh, Associate Director of Futures and Commodities RHB Investment Bank seperti dikutip dari Bloomberg.

Selain itu dukungan lain juga datang dari rilis data Intertek bahwa periode 1 – 20 Agustus 2016 ekspor CPO Malaysia naik 25,6% menjadi 1,027 juta ton. Sedangkan menurut SGS Reports, pengiriman naik 27,4% menjadi 1,045 juta ton. Tentunya hal ini menjadi tambahan tenaga bagi CPO untuk terus pertahankan kenaikannya.

Namun bukan berarti langkah CPO untuk pertahankan kenaikan bisa mulus. Sebab kini penurunan harga minyak mentah dunia membayangi komoditas energi lainnya. Sehingga membuat kenaikan harga CPO pun menjadi terbatas. Di sisi lain, koreksi harga minyak kedelai turut memberi beban bagi CPO.

Mengingat jika pasar menilai harga minyak kedelai lebih rendah, maka pelaku pasar akan berbondong memburu minyak kedelai sebagai substitusi CPO yang dipandang harganya terlampau tinggi. Terjadi tarik menarik sentimen pada fundamental CPO, walau diprediksi kenaikan harga masih bisa dipertahankan.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×