kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ada 20 emiten yang bagi dividen awal September 2020, mana yang paling menarik?


Minggu, 30 Agustus 2020 / 17:47 WIB
Ada 20 emiten yang bagi dividen awal September 2020, mana yang paling menarik?
ILUSTRASI. Dari emiten-emiten yang bagi dividen bulan September, analis tetap merekomendasikan saham di LQ45.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim pembagian dividen telah tiba. Kontan.co.id mencatat, setidaknya ada 20 emiten yang mencatatkan tanggal cum dividen pekan depan.

Rata-rata dari emiten tersebut adalah saham dengan lapis bawah dengan kapitalisasi pasar yang kecil, yang menawarkan yield (imbal hasil) yang beragam.

Saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) misalnya membagikan dividen sebesar Rp 390 per saham. Dengan harga penutupan per Jumat (28/8) di level Rp 4.550, maka dividend yield yang ditawarkan produsen minuman bir ini sebesar 8,57%. Alhasil, DLTA menjadi saham yang memberi yield terbesar diantara ke-20 saham tersebut.

Baca Juga: Intip saham-saham yang banyak dikoleksi asing dalam sepekan

Selanjutnya ada PT Colorpak Indonesia Tbk dengan yield 7,29%. Emiten dengan kode saham CLPI ini membagikan dividen sebesar Rp 56,55 per saham. Per penutupan Jumat (28/8), saham CLPI ditutup di level Rp 775.

Emiten produsen margarin dan minyak goreng PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) akan membagikan dividen sebesar Rp 100 per saham. Saham CEKA memiliki yield dividen senilai 5,025% dengan harga penutupan per Jumat (28/8) senilai Rp 1.990.

Tak hanya emiten dengan kapitalisasi pasar kecil, saham dengan kapitalisasi pasar menengah dan besar yang tergabung dalam Indeks LQ45 juga ada yang mencatatkan cum date pekan depan. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) menebar dividen Rp 50 per saham dengan yield 0,52%  sementara  PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menebar dividen Rp 81 per saham dengan yield 1,30%.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menilai, dari sisi imbal hasil, dividen yang ditawarkan oleh saham-saham berkapitalisasi kecil tersebut cukup menarik. Sebab, besaran yield dari dividend yang ditawarkan berkisar 3%-5%. “Yield 3%-5% sudah cukup menarik mengingat suku bunga saat ini berada pada level 4%,” ujar Hendriko, Jumat (28/8).

Baca Juga: Bisi International (BISI) berusaha genjot kenaikan laba bersih 15% di tahun ini

Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai dividen dengan yield di atas 5% cukup menarik untuk dikejar. “Atau bisa juga yield nya lebih besar dari tahun sebelumnya atau dari pembagian biasanya,” terang Herditya.

Herditya menilai, dividen yang ditawarkan oleh saham-saham lapis bawah ini cukup menarik bagi ‘dividend hunter’ karena yield yang ditawarkan cenderung lebih besar. Hanya saja, risiko yang dikandung cenderung lebih besar. Namun, apabila ditilik dari sisi pergerakan harga dan mungkin dari emitennya itu sendiri, pelaku pasar lebih baik mencermati saham-saham penghuni Indeks  LQ45.

Selain yield, pelaku pasar harus mempertimbangkan kinerja emiten tersebut  untuk memproyeksikan pergerakan harga ke depannya. Selain itu, pelaku pasar juga wajib mencermati tanggal cum dan ex dividend yang nantinya akan berpengaruh kepada pergerakan harga  saham saat itu.

Senada, Hendriko menekankan pentingnya memperhatikan aspek  fundamental perusahaan. Selain itu, pergerakan teknikal dari suatu saham juga perlu dicermati oleh investor.

Baca Juga: Penjualan pestisida dan pupuk topang kenaikan laba bersih BISI di semester I-2020

Sebab, jika suatu saham memiliki fundamental yang baik ditambah berada pada pergerakan teknikal yang relatif uptrend, perlahan pada saat ex date tiba dapat tertutupi oleh potensi pergerakan harga saham (capital gain).

Jika merinci, sejumlah emiten lapis bawah tersebut masih mencetak laba bersih pada semester pertama 2020, meskipun memang lebih rendah dibandingkan dengan semester pertama 2019.

Misalkan saja, DLTA membukukan laba bersih senilai Rp 37,70 miliar atau turun 73,7%, CLPI membukukan laba bersih senilai Rp 14,42 miliar (turun 27,5%), dan CEKA yang membukukan laba tahun berjalan senilai Rp 66,92 miliar atau turun 27,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×