Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Selain yield, pelaku pasar harus mempertimbangkan kinerja emiten tersebut untuk memproyeksikan pergerakan harga ke depannya. Selain itu, pelaku pasar juga wajib mencermati tanggal cum dan ex dividend yang nantinya akan berpengaruh kepada pergerakan harga saham saat itu.
Senada, Hendriko menekankan pentingnya memperhatikan aspek fundamental perusahaan. Selain itu, pergerakan teknikal dari suatu saham juga perlu dicermati oleh investor.
Baca Juga: Penjualan pestisida dan pupuk topang kenaikan laba bersih BISI di semester I-2020
Sebab, jika suatu saham memiliki fundamental yang baik ditambah berada pada pergerakan teknikal yang relatif uptrend, perlahan pada saat ex date tiba dapat tertutupi oleh potensi pergerakan harga saham (capital gain).
Jika merinci, sejumlah emiten lapis bawah tersebut masih mencetak laba bersih pada semester pertama 2020, meskipun memang lebih rendah dibandingkan dengan semester pertama 2019.
Misalkan saja, DLTA membukukan laba bersih senilai Rp 37,70 miliar atau turun 73,7%, CLPI membukukan laba bersih senilai Rp 14,42 miliar (turun 27,5%), dan CEKA yang membukukan laba tahun berjalan senilai Rp 66,92 miliar atau turun 27,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News