Reporter: Nur Qolbi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) di pasar saham sejak perdagangan hari Senin (15/11) hingga Kamis (18/11). Setidaknya, ada 10 saham yang paling banyak dijual asing pada pekan ini. Analis rekomendasi investor untuk membeli saham-saham yang paling banyak dijual investor asing tersebut.
Sejak perdagangan Senin (15/11) sampai dengan Kamis (18/11), nilai net sell asing berjumlah Rp 2,27 triliun. Rinciannya, nilai net sell asing pada Senin (15/11) sebesar Rp 678,61 miliar.
Lalu nilai net sell asing pada Selasa (16/11) Rp 349,01 miliar. Kemudian nilai net sell asing pada Rabu (17/11) mencapai Rp 824,89 miliar. Sedangkan nilai net sell asing pada Kamis (18/11) Rp 417,93 miliar.
Berdasarkan data RTI, sepuluh saham dengan nilai net sell asing terbesar dalam seminggu terakhir adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukti Asam Tbk (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Terkecuali TLKM, sembilan dari sepuluh saham tersebut mencatatkan penurunan harga yang berkisar antara 0,95%-6,14% dalam empat hari terakhir.
Baca juga: Harga saham ITMG terus melorot, analis rekomendasi beli, ini alasannya
Pada perdagangan Kamis (18/11) harga saham BBRI ditutup 4.180, turun 90 poin atau 2,11% sepanjang perdagangan 5 hari terakhir. Pada periode yang saham harga saham BBCA di level 7.400 turun 325 atau 4,21%.
Lalu harga saham TLKM di level 3.630 turun 20 atau 0,55%. Harga saham ADRO turun 65 poin atau 3,85% ke level 1.625. Harga saham PTBA turun 140 poin atau 5,22% ke level 2.540.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai, aksi jual yang dilakukan para investor asing hanya dipengaruhi oleh faktor teknikal. Pasalnya, posisi IHSG saat ini juga masih berada di area untuk mengambil keuntungan alias profit taking, yakni level 6.650-6.725.
Baca Juga: IHSG turun 0,59% diiringi net sell asing pada Kamis (18/11)
Aksi jual ini juga bukan termasuk sikap antisipasi investor asing atas kebijakan tapering off yang rencananya akan dilaksanakan bank sentral Amerika Serikat mulai akhir November 2021. "Secara month to date, investor asing masih mencatatkan net buy Rp 3,86 triliun dan secara year to date masih net buy Rp 42,75 triliun. Jadi, efek tapering sepertinya sudah diantisipasi oleh para pelaku pasar," ucap Yaki kepada Kontan.co.id, Kamis (18/11).
Penurunan harga yang terjadi pada saham-saham di atas juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sebut saja harga saham SMGR, ITMG, ADRO, dan PTBA yang terkena dampak fluktuasi harga batubara.
Lalu harga saham BBCA dan BBRI turun karena terkena aksi profit taking setelah ex date dividen interim. Sedangkan penurunan harga saham CPIN dan BUKA disebabkan oleh kinerjanya yang masih cenderung stagnan.
Menurut Yaki, pelaku pasar tidak perlu mengkhawatirkan aksi jual asing ini. Sebaliknya, penurunan harga yang terjadi dapat menjadi kesempatan untuk beli di area support (buy on weakness) atau bottom fishing jika ada koreksi dalam.
Untuk ke depannya, Yaki melihat saham-saham tersebut akan kembali naik, terdorong oleh sentimen positif window dressing di akhir tahun yang berlanjut dengan January Effect. "Potensi upside masih cukup bagus bisa di atas 5%. Kisaran terdekat bisa 5%-10% hingga akhir tahun," kata Yaki.
Itulah rekomendasi saham pilihan yang selama ini paling banyak dijual oleh investor asing. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Selanjutnya: Harga saham JPFA mulai naik, sekarang saatnya beli atau jual?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News