Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Guna mengoptimalkan hasil reksadana pendapatan tetap dalam kondisi yang tak menentu saat ini, beberapa manajer investasi memiliki strategi mengalokasikan dana pada obligasi bertenor pendek. Hal ini juga diterapkan Net Assets Management dalam meracik Net Dana Gemilang.
Direktur Net Assets Management Andri Supratman menjelaskan, portofolio reksadana ini didominasi oleh instrumen obligasi korporasi. Sebab, harganya stabil dan memberikan imbal hasil lebih moncer ketimbang surat utang negara (SUN).
Jumlah alokasi dana di obligasi korporasi juga tak tanggung-tanggung. Berdasarkan fund fact sheet perusahaan, Net Assets menempatkan sekitar 92,44% dana Net Dana Gemilang di obligasi korporasi. Cuma sekitar 1,81% yang ditanam di obligasi pemerintah dan sisanya di pasar uang.
Saat ini, lima besar efek dalam reksadana ini adalah Obligasi Indomobil Wahana Trada I C Tahun 2012, Obligasi AKR Corpindo Tahun 2012 Seri B dan Obligasi Berkelanjutan I JAPFA Tahap I Tahun 2012. Ada juga Obligasi Surya Semesta Internusa I Tahun 2012 Seri B dan SUN seri FR0065.
Ke depannya, Net Assets masih akan memilih obligasi korporasi sebagai portofolio utama produk ini. "Tapi guna meredam efek kenaikan suku bunga The Fed, kami memilih investasi pada obligasi bertenor pendek yang tidak rentan terhadap perubahan suku bunga," jelas Andri.
Dengan strategi ini, Net Assets menargetkan reksadana ini bisa memberi return sekitar 9%–10%. Selama bulan Januari lalu, Net Data Gemilang sudah mencetak imbal hasil 0,89%.
Angka ini memang masih di bawah rata-rata return reksadana pendapatan tetap yang tumbuh sekitar 1,02%, sebagaimana terlihat dari pergerakan Infovesta Fixed Income Fund Index.
Akhir tahun lalu, Net Dana Gemilang diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) Rp 1.749,01. Reksadana pendapatan tetap ini sudah meraup dana kelolaan sebanyak Rp 329,45 miliar.
Senior Research & Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo menyebut, dengan alokasi besar pada obligasi korporasi, reksadana ini mengandalkan kupon sebagai penopang kinerja. Imbal hasilnya tahun ini bisa di atas rata-rata kinerja pendapatan tetap.
Dengan memperhatikan peluang dan tantangan yang ada, rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap tahun ini berkisar 4%–6%. "Tapi untuk reksadana ini diprediksi berada di kisaran 8%–10%," hitung Beben.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News