Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Guna mengoptimalkan imbal hasil (return) dalam segala situasi, manajer investasi kerap mengalokasikan dana pada surat utang negara (SUN) karena lebih likuid.
Begitu pula strategi yang diterapkan PT Eastspring Investments Indonesia dalam meracik reksadana pendapatan tetap Eastspring Investments IDR High Grade.
Chief Executive Officer Eastspring Investments Indonesia Riki Frindos menuturkan, produk tersebut memang didominasi oleh instrumen obligasi pemerintah. Sebab, besarnya likuiditas dan pasokan SUN memungkinkan perusahaan untuk mencetak return mumpuni di kala pasar bullish.
Sebaliknya, jika tekanan melanda, perusahaan leluasa memperpendek durasi maupun mengecilkan porsinya. "Kalau suku bunga mau naik, geser ke lebih pendek. Kalau suku bunga mau turun, geser ke lebih panjang," tukasnya. Apalagi SUN tergolong bebas risiko karena diluncurkan oleh pemerintah.
Riki menekankan, perusahaan memang cukup aktif di pasar guna memanfaatkan yang ada. Terlebih jika beberapa harga SUN lebih atraktif ketimbang seri lainnya.
Selain instrumen obligasi pemerintah, Eastspring Investments IDR High Grade juga diisi oleh efek obligasi korporasi. Sembari mencermati fundamental emiten penerbit surat utang, perusahaan juga bakal mencermati risiko yang ada.
"Kami punya tim analisis dan sistem rating internal sendiri. Meskipun perusahaan dapat rating idAA, belum tentu kami investasi karena ada indikator tersendiri," ujarnya.
Strategi ini terbilang jitu. Merujuk data Infovesta Utama, sepanjang tahun 2016, ??Eastspring Investments IDR High Grade? berhasil membukukan return 10,22%. Ini melampaui rata-rata return reksadana pendapatan tetap (Infovesta Fixed Income Fund Index) yang tumbuh 8,02% periode sama.
Riki menjelaskan, pasar obligasi dalam negeri tahun lalu memang cukup cemerlang. Katalis utama bersumber dari pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI), penguatan rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS), serta terkendalinya inflasi domestik.
Menurut Riki, di awal tahun 2017, perusahaan cenderung bersikap netral dalam mengelola Eastspring Investments IDR High Grade. Sebab, mereka sedang mencermati beberapa faktor baik dari internal maupun eksternal.
Terutama mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) sebanyak tiga kali tahun ini. "Kami coba lebih konservatif sekarang. Kalau ada kesempatan, kami geser ke SUN dengan tenor lebih panjang," ungkapnya.
Makanya Riki optimistis, produk reksadana pendapatan tetap ini mampu menorehkan return positif sepanjang tahun 2017.
Merujuk fund fact sheet per Desember 2016, Eastspring Investments IDR High Grade didominasi oleh efek obligasi hingga 96,38%. Sisanya berupa instrumen pasar uang atau kas 3,62%. Perusahaan memang leluasa mengendapkan dana pada obligasi minimal 80% - 100% serta pada instrumen pasar uang dalam negeri 0% - 20%.
Per 20 Januari 2017, Eastspring Investments IDR High Grade telah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai Rp 1.129,69. Reksadana pendapatan tetap ini sudah meraup dana kelolaan Rp 39,65 miliar per Desember 2016.
Nah, investor yang berminat mengoleksi produk tersebut dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 100.000. Penjualan kembali dipatok minimum Rp 50.000.
Perusahaan bakal mengutip biaya pembelian maksimal 1%, biaya penjualan maksimum 0,5%, serta biaya pengalihan maksimal 0,5% per transaksi. Reksadana pendapatan tetap yang meluncur sejak 9 Januari 2013 tersebut menggunakan bank kustodian Standard Chartered Bank.