Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bagi Anda investor yang memiliki toleransi risiko rendah, membutuhkan likuiditas tinggi, dan menginginkan investasi pada efek-efek syariah, Bahana Likuid Syariah besutan Bahana TCW Investment Management adalah produk yang tepat bagi Anda.
Dengan mengalokasikan seluruh portofolionya kepada kas dan instrumen deposito bank-bank syariah, produk ini mampu mencatatkan kinerja yang cukup gemilang. Sejak pembentukannya pada tanggal 15 Januari 2015 lalu, Bahana Likuid Syariah telah membukukan return sebesar 12,9% per akhir November 2016, padahal, indeks rerata deposito satu bulan versi Bloomberg hanya mencatatkan kinerja sebesar 7,3% pada periode yang sama.
Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan, memang, awalnya produk ini dibuat untuk mengakomodasi para investor yang ingin berinvestasi di reksadana pasar uang dengan underlying syariah.
Untuk menjaga likuiditas, produk ini hanya membiakkan dananya melalui deposito pada bank-bank syariah. “Sukuk yang jatuh tempo kurang dari setahun tidak banyak dan ada kendala likuiditas, jadi belum kita masukkan dalam portofolio,” terang dia.
Soni menambahkan, memang pada dasarnya investor membeli reksadana pasar uang lebih karena likuiditasnya, setelah itu, baru para investor melihat return-nya.
Sekiranya Anda berniat memiliki produk ini, Anda hanya cukup menyiapkan kocek Rp 100 ribu sebagai minimal invetasi awal, sedang sedangkan nominal untuk investasi selanjutnya bebas karena sifatnya yang open ended fund. Per tanggal 24 Januari ini sendiri Bahana Likuid Syariah telah mencatatkan NAB/UP sebesar 1.138,46.
Mengacu pada fund fact sheet, lima besar efek dalam portofolionya adalah deposito Bank BJB Syariah, deposito Bank Bukopin Syariah, deposito Bank Sinarmas Syariah, deposito Bank Syariah Muamalat, serta deposito Bank Victoria Syariah.
Bahana TCW sendiri mematok biaya pengelolaan paling banyak sebesar 3% per tahun dan biaya pengalihan paling banyak sebesar 2% per tahun. Sementara, biaya yang harus dikeluarkan untuk Standard Chartered Bank sebagai bank kustodian adalah maksimal 0,2% per tahun. Pada produk ini, Bahana TCW tidak mengenakan biaya pembelian maupun penjualan kembali.
Per Desember 2016, produk ini sudah memiliki dana kelolaan atawa asset under management (AUM) sebesar Rp 68 miliar. Namun Soni merasa, idealnya produk ini memiliki AUM antara Rp 100 miliar hingga Rp 300 miliar.
"Kami sendiri sebetulnya tidak memiliki target AUM per produk, kami lebih suka investor sendiri yang memilih produk kami," terang dia. Namun, untuk return di akhir tahun sendiri Soni menargetkan angkanya di antara 6,5% hingga 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News