Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Wika Beton Tbk (WTON) akan melepas saham simpanan atau treasury stock semester II tahun ini. Perseroan saat ini memiliki 337,15 juta treasury stock atau 4,3% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Puji Haryadi, Sekretaris Perusahaan WTON mengatakan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan rencana pelepasan saham tersebut. "Manajemen lagi hitung valuasi sahamnya. Kalau harga saham WTON masih di bawah Rp 1.000 kemungkinan akan di lepas secara bertahap," kata Puji pada KONTAN baru-baru ini.
Namun jika saham WTON sudah mencapai Rp 1.200, Puji bilang kemungkinan besar seluruh saham akan dilepas seluruhnya dalam satu tahap. Sebelumnya, Entus Asnawi, Direktur Keuangan WTON mengatakan saham treasury tersebut akan dilepas saat harga saham WTON sudah mencapai sekitar Rp 1.200- Rp 1.250.
Sementara pada penutupan perdagangan Rabu (13/7), saham WTON masih di level Rp 965. Sementara batas waktu pelepasan saham simpanan tersebut adalah pada November 2016.
Saham treasury tersebut diperoleh WTON pada Desember 2013 sebelum perseroan melaksanakan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha PT wijaya Karya Tbk (WIKA) tersebut melakukan pembelian kembali (buyback) saham Koperasi Karya Mitra Satya (KKMS) sebanyak 65,02 juta saham 5,65% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Buyback tersebut dilakukan dengan harga Rp 895 per lembar atau sekitar Rp 58,24 miliar.
Lalu pada Januari 2014, perseroan melakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 115 miliar saham menjadi Rp 667 miliar yang berasal dari kapitalisasi cadangan, laba dan dividen saham untuk buku tahun 2013. Alhasil, saham treasury WTON bertambah menjadi 377,15 lembar saham.
Jika dihitung dengan harga penutupan terakhir, maka nilai pelepasan saham treasury tersebut bisa mencapai Rp 364 miliar. Rinciannya, perseroan mendulang keuntungan dari selisih harga saham saat buyback sebesar Rp 4,55 miliar dan ditambah keuntungan dari penjualan saham tambahan modal 312,1 juta lembar pada awal 2014 sebesar Rp 301,2 miliar
Sementara jika treasury stock tersebut dilepas di harga Rp 1.200, maka WTON akan mengantongi dana segar sebesar Rp 452,5 miliar. Dari sini, perseroan akan mendapat keuntungan dari selisih harga saat buyback sebesar Rp 19,8 miliar dan penjualan saham tambahan sebesar Rp 374,5 miliar.
Puji mengatakan, dana dari penjualan treasury stock tersebut nantinya akan digunakan untuk melanjutkan ekspansi perseroan. Tahun ini WTON menganggarkan capex atau belanja modal Rp 400 miliar untuk penambahan kapasitas produksi.
Tahun ini, WTON menargetkan kapasitas produksi bisa mencapai Rp 2,8 juta ton per tahun. Sementara saat ini kapasitas produksi perseroan baru mencapai 2,5 juta ton. Untuk mencapai target tersebut, perseroan berencana membangun satu pabrik pra cetak dengan kapasitas produksi 300.000 ton per tahun di Jawa Barat.
Puji mengatakan pabrik tersebut akan di bangun di atas lahan seluas 30 hektare (ha) "Lokasinya arah Subang. Saat ini masih dalam proses finalisasi pembebasan lahan," katanya pada KONTAN, Rabu (29/6).
Ia mengatakan, tahap pertama pabrik tersebut nantinya akan memproduksi beton balok teknologi baru yang akan digunakan untuk proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT) dan Jembatan Layang Semanggi. Namun selanjutnya, produksinya akan disesuaikan dengan proyek yang didapat perseroan.
WTON menargetkan pabrik tersebut bisa segera dibangun dan ditargetkan bisa rampung pada akhir tahun ini. Ini akan menjadi pabrik terbesar perseroan nantinya setelah pabrik Lampung Selatan seluas 26 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News