kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.455   -47,00   -0,29%
  • IDX 6.647   101,60   1,55%
  • KOMPAS100 948   13,40   1,43%
  • LQ45 745   12,75   1,74%
  • ISSI 208   3,62   1,77%
  • IDX30 388   6,68   1,75%
  • IDXHIDIV20 466   5,52   1,20%
  • IDX80 108   1,63   1,53%
  • IDXV30 111   0,55   0,50%
  • IDXQ30 127   1,96   1,56%

Wall Street Terguncang Selasa (11/3), S&P 500 dan Dow Turun Akibat Tarif Trump


Selasa, 11 Maret 2025 / 23:55 WIB
Wall Street Terguncang Selasa (11/3), S&P 500 dan Dow Turun Akibat Tarif Trump
ILUSTRASI. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami penurunan dalam perdagangan yang bergejolak pada Selasa setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru untuk Kanada. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami penurunan dalam perdagangan yang bergejolak pada Selasa setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru untuk Kanada.

Kebijakan ini semakin menambah kekhawatiran investor bahwa perang dagang yang dipicu Trump dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Trump menggandakan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada menjadi 50%, sebagai respons terhadap keputusan Provinsi Ontario yang menerapkan tarif 25% pada ekspor listrik ke AS.

Baca Juga: Wall Street Merosot Selasa (11/3), Setelah Trump Umumkan Tarif Baru untuk Kanada

Selain itu, Trump juga mengancam akan "menaikkan secara substansial" tarif impor mobil dari Kanada mulai 2 April mendatang.

Saham perusahaan otomotif besar seperti Ford dan General Motors, yang memiliki rantai pasokan luas di Amerika Utara, turun sekitar 3% masing-masing.

Sejak Trump memicu ketegangan perdagangan dengan Kanada, Meksiko, dan China, pasar global terus bergejolak.

Analis memperingatkan bahwa eskalasi perang dagang ini dapat meningkatkan tekanan inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi AS.

Pada Senin (10/3), S&P 500 mencatat penurunan harian terbesar sejak 18 Desember, menghapus nilai pasar sebesar US$4 triliun dari puncak tertingginya baru-baru ini. Sementara itu, Nasdaq yang didominasi saham teknologi mengalami koreksi 10% pekan lalu.

"Setiap kali pasar mulai pulih sedikit, selalu muncul pembaruan dari Trump tentang tarif baru," kata Dennis Dick, seorang trader di Triple D Trading.

"Investor internasional yang melihat ketidakpastian politik di pasar Amerika Utara mulai mencari tempat investasi lain," tambahnya.

Baca Juga: Trump Lipat Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium Kanada, Pasar Keuangan Terguncang

Pasar Saham AS Anjlok

Pada pukul 11:46 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 356,14 poin (0,85%) ke 41.555,57.

Indeks S&P 500 melemah 21,02 poin (0,37%) ke 5.593,54, sementara Nasdaq Composite naik tipis 31,77 poin (0,18%) ke 17.500,09.

Sebanyak sembilan dari 11 subsektor di S&P 500 mengalami pelemahan, dipimpin oleh sektor industri yang turun 0,8%. Indeks S&P 500 berbobot sama juga merosot 1%.

Ketidakpastian tarif juga berdampak pada sentimen konsumen, dengan banyak eksekutif perusahaan yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap laporan keuangan mendatang.

Saham Kohl’s anjlok 23% setelah memperkirakan penurunan penjualan tahunan yang lebih besar dari perkiraan. Saham Dick’s Sporting Goods juga turun 5,9% akibat prospek keuangan yang lemah.

Di sektor penerbangan, Delta Air Lines merosot 7% setelah memangkas proyeksi laba kuartal pertama hingga setengahnya.

Saham American Airlines turun 4,8% setelah memperkirakan kerugian kuartal pertama yang lebih besar dari ekspektasi, menyeret turun indeks transportasi Dow sebesar 2,5%.

"Ketidakpastian akibat tarif ini menciptakan efek stagnasi dalam sistem ekonomi," ujar David Russell, Kepala Strategi Pasar Global di TradeStation.

Baca Juga: Akibat Tarif Trump, Dolar AS Sentuh Level Tertinggi Sepekan terhadap Dolar Kanada

Investor Menunggu Keputusan The Fed

Trump dijadwalkan bertemu dengan para CEO perusahaan terbesar di AS pada hari ini.

Sementara itu, data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan adanya peningkatan jumlah lowongan pekerjaan pada Januari. Para investor kini menanti laporan inflasi yang akan dirilis pekan ini.

Kontrak berjangka suku bunga menunjukkan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan minggu depan.

Namun, para pedagang semakin banyak memperhitungkan kemungkinan pemangkasan suku bunga di paruh kedua tahun ini karena ekspektasi perlambatan ekonomi.

Di sektor teknologi, saham megacap seperti Nvidia naik 3%, Amazon menguat 1,8%, dan Tesla pulih 4,6% setelah anjlok 15,4% pada sesi sebelumnya.

Baca Juga: Perang Dagang Memanas, Trump Lipat Gandakan Tarif Impor Logam Kanada Menjadi 50%

Di sisi lain, saham Oracle turun 3,7% setelah perusahaan komputasi awan ini melaporkan pendapatan kuartalan di bawah ekspektasi.

Citi menjadi perusahaan pialang terbaru yang menurunkan peringkat rekomendasinya untuk saham AS menjadi "netral", mencerminkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi yang semakin tidak pasti.

Selanjutnya: Trump Lipat Gandakan Tarif Impor Baja dan Aluminium Kanada, Pasar Keuangan Terguncang

Menarik Dibaca: Kerjasama Kemitraan SUSE dan ICS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×