kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.454   -46,00   -0,28%
  • IDX 6.644   98,47   1,50%
  • KOMPAS100 948   13,36   1,43%
  • LQ45 745   12,61   1,72%
  • ISSI 207   3,35   1,64%
  • IDX30 388   6,44   1,69%
  • IDXHIDIV20 465   4,92   1,07%
  • IDX80 108   1,58   1,48%
  • IDXV30 111   0,44   0,40%
  • IDXQ30 127   1,88   1,50%

Wall Street Merosot Selasa (11/3), Setelah Trump Umumkan Tarif Baru untuk Kanada


Selasa, 11 Maret 2025 / 22:18 WIB
Wall Street Merosot Selasa (11/3), Setelah Trump Umumkan Tarif Baru untuk Kanada
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street melanjutkan penurunannya dalam perdagangan fluktuatif pada Selasa (11/3) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru untuk Kanada. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street melanjutkan penurunannya dalam perdagangan fluktuatif pada Selasa (11/3) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif baru untuk Kanada.

Langkah ini semakin meningkatkan kekhawatiran investor bahwa kebijakan perdagangannya dapat memicu perlambatan ekonomi.

Melansir Reuters, pukul 10:23 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 427,33 poin atau 1,02% menjadi 41.484,38, S&P 500 melemah 34,54 poin atau 0,62% menjadi 5.580,02, dan Nasdaq Composite turun 33,70 poin atau 0,19% menjadi 17.434,62.

Semua 11 subsektor dalam indeks S&P 500 mengalami penurunan, dengan saham siklikal seperti industri dan keuangan turun sekitar 1%.

Baca Juga: Perang Dagang Memanas, Trump Lipat Gandakan Tarif Impor Logam Kanada Menjadi 50%

Perang Dagang Memanas

Trump menggandakan tarif yang direncanakan untuk semua produk baja dan aluminium yang masuk ke AS dari Kanada, menjadikannya 50%.

Kebijakan ini merupakan respons terhadap keputusan provinsi Ontario yang mengenakan tarif 25% pada listrik yang masuk ke AS.

Pasar global mengalami gejolak sejak Trump memulai kebijakan tarif balasan terhadap mitra dagang utama seperti Kanada, Meksiko, dan China.

Para analis memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan yang semakin meningkat dapat memicu tekanan inflasi dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.

Pada Senin (10/3), indeks S&P 500 mencatat penurunan harian terbesar sejak 18 Desember, menghapus nilai pasar sebesar $4 triliun dari puncak terbarunya.

Sementara itu, indeks Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, mengalami koreksi 10% pada akhir pekan lalu.

"Setiap kali pasar mulai menunjukkan sedikit pemulihan, kita mendapatkan kabar baru dari Trump tentang tarif tambahan ... situasinya semakin buruk dan akan berdampak negatif," kata Dennis Dick, seorang trader di Triple D Trading.

Baca Juga: Wall Street Turun Tajam, Dibayangi Kekhawatiran Resesi

"Investor internasional yang melihat ketidakpastian politik di pasar Amerika Utara mulai mencari alternatif investasi di tempat lain," tambahnya.

Sementara itu, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan peningkatan jumlah lowongan pekerjaan pada Januari. Laporan inflasi yang diawasi ketat dijadwalkan akan dirilis akhir pekan ini.

Futures suku bunga menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan biaya pinjaman tidak berubah dalam pertemuan pekan depan.

Namun, pasar juga memperkirakan bank sentral AS bisa menurunkan suku bunga setidaknya 75 basis poin pada Desember karena ekspektasi perlambatan pertumbuhan.

Trump dijadwalkan bertemu dengan para CEO perusahaan terbesar Amerika pada hari yang sama.

Pergerakan Saham

Mencerminkan melemahnya permintaan konsumen, Kohl's memperkirakan penurunan lebih besar dari yang diperkirakan dalam penjualan tahunan yang sebanding, membuat saham ritel ini anjlok 19,9%.

Dick's Sporting Goods turun 4,3% setelah merilis perkiraan hasil tahunan yang mengecewakan.

Delta Air Lines melemah 6,2% setelah memangkas estimasi laba kuartal pertama hingga setengahnya. CEO Ed Bastian menyalahkan ketidakpastian ekonomi AS yang meningkat.

American Airlines juga turun 3,8% setelah memperkirakan kerugian kuartal pertama yang lebih besar dari ekspektasi.

Baca Juga: Wall Street Jatuh Senin (10/3), Terseret Perang Dagang dan Saham Tesla Terjun Bebas

Saham perusahaan teknologi besar menunjukkan pergerakan yang beragam. Nvidia turun 1%, sementara Apple merosot 2,2%.

Namun, Tesla naik hampir 1% setelah mengalami penurunan 15,4% pada sesi sebelumnya.

Saham Oracle turun 6,5% setelah perusahaan cloud tersebut melaporkan pendapatan kuartalan yang meleset dari perkiraan.

Citi menjadi broker terbaru yang mengubah rekomendasinya terhadap saham AS, menurunkan peringkatnya menjadi "netral".

Terlepas dari volatilitas, valuasi pasar saham tetap jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis, menurut data dari LSEG Datastream.

Selanjutnya: Bitcoin Terkoreksi Tajam, Saatnya Buy the Dip?

Menarik Dibaca: Kerjasama Kemitraan SUSE dan ICS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×