Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) mengungkap strategi membalik kerugian menjadi laba bersih di paruh pertama tahun 2025.
Mengutip laporan keuangan di semester I 2025, CHEK membukukan laba bersih Rp 5,25 miliar setelah merugi Rp 1,46 miliar di periode sama tahun sebelumnya.
Pendapatan emiten yang baru melantai di bursa ini juga meningkat 26,69% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 78,31 miliar dari Rp 61,81 miliar di semester I 2024.
Pendapatan paling tinggi disumbang segmen diagnostik klinis yakni naik menjadi Rp 9,93 miliar dari Rp 59,76 miliar. Kemudian, segmen life science meningkat menjadi Rp 9,93 miliar dari Rp 6,98 miliar.
Direktur Utama CHEK, F.X. Yoshua Raintjung mengatakan, pertumbuhan ini didorong efisiensi biaya, peningkatan layanan penjualan, dan perluasan daerah distribusi ke daerah-daerah baru.
“Selain itu, CHEK juga menambah cakupan pasar dengan masuk ke sektor dinas kesehatan provinsi dan kota melalui mekanisme tender cepat,” jelas Yoshua kepada Kontan, Selasa (5/8/2025).
Baca Juga: Diastika Biotekindo (CHEK) Kantongi Laba Rp 5,25 Miliar pada Semester I-2025
Saat ini, distribusi produk CHEK telah menjangkau wilayah Jabodetabek, Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan, Bali, hingga Sulawesi.
Untuk menjaga kinerja bisnisnya, CHEK akan terus meningkatkan efisiensi biaya produksi dan memperkuat layanan purnajual. Secara bersamaan, CHEK juga Yoshua akan fokus pada inovasi produk diagnostik dan genomic dengan mengembangkan produk OEM atau barang hasil produksi CHEK namun dijual dan diberi merek perusahaan lain yang bersertifikasi TKDN.
Meski enggan menyebut anggaran belanja modal, Yoshua bilang, CHEK berencana ekspansi dengan memperluas jaringan distribusi ke wilayah-wilayah terpencil Indonesia.
Strategi ini dilakukan CHEK lewat penetrasi pasar ke segmen pemerintah, khususnya kementerian kesehatan, dengan mendistribusikan produk ke puskesmas dan klinik melalui mekanisme tender.
Berbagai strategi itu, jelas Yoshua, juga dilakukan sebagai antisipasi untuk hadapi tantangan ketatnya persaingan, ketergantungan pada proses tender pemerintah, fluktuasi anggaran kesehatan nasional, dan gejolak ekonomi global
“Manajemen CHEK menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 40% hingga akhir tahun 2025, dengan total pendapatan ditargetkan mencapai Rp 220 miliar, naik dari Rp 154,8 miliar pada tahun sebelumnya,” kata Yoshua.
Baca Juga: Begini Strategi Diastika Biotekindo (CHEK) Antisipasi Serbuan Produk Alkes AS
Selanjutnya: Penyidik OJK Telah Menyelesaikan 156 Perkara Sektor Keuangan hingga Juli 2025
Menarik Dibaca: Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Mengunjungi Singapura Untuk Pertama Kalinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News