kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Menguat, Investor Mencerna Risalah Rapat The Fed


Kamis, 12 Oktober 2023 / 05:26 WIB
Wall Street Menguat, Investor Mencerna Risalah Rapat The Fed
ILUSTRASI. Indeks utama Wall Street menguat setelah sesi berombak pada hari Rabu (11/10).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street menguat setelah sesi berombak pada hari Rabu. Rilis risalah pertemuan terakhir Federal Reserve Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan kehati-hatian di antara para pembuat kebijakan memicu harapan investor bahwa suku bunga akan tetap stabil.

Rabu (11/10), Dow Jones Industrial Average naik 65,57 poin atau 0,19% menjadi 33,804.87. Indeks S&P 500 bertambah 18,71 poin atau 0,43% menjadi 4,376.95. Nasdaq Composite menguat 96,83 poin atau 0,71% menjadi 13,659.68.

Para pejabat The Fed menunjuk pada ketidakpastian seputar perekonomian, harga minyak, dan pasar keuangan sebagai hal yang mendukung, "Perlu mengambil tindakan secara hati-hati dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat," menurut risalah yang dirilis pada hari Rabu dari pertemuan tanggal 19-20 September.

Perdagangan berombak pada hari Rabu dengan semua indeks memulai sesi dengan keuntungan sebelum berbalik lebih rendah menjelang risalah rapat. Pasar saham kemudian mendapatkan kembali kekuatan yang hilang dan ditutup menguat.

Baca Juga: Sejumlah Sentimen Positif Menanti Industri Ritel, Cek Saham Jagoan Analis

Angelo Kourkafas, ahli strategi investasi senior di Edward Jones mengatakan, risalah tersebut tampak menggembirakan bagi investor. Hal ini tampak dari pergerakan yield baru-baru ini dan komentar dovish dari pejabat Fed dalam beberapa hari terakhir.

“Rilis hari ini menyoroti risiko pengetatan yang berlebihan, dan mengetahui apa yang terjadi selama tiga minggu terakhir dengan suku bunga, memberikan kenyamanan bagi investor bahwa kita tidak akan melihat kenaikan suku bunga lagi,” kata Kourkafas kepada Reuters.

Namun, dia mencatat bahwa keputusan Fed mendatang akan mempertimbangkan indeks harga konsumen (CPI) bulan September yang akan dirilis pada hari Kamis sebelum pasar saham AS dibuka.

Data yang dirilis semalam menunjukkan bahwa harga produsen AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan September di tengah tingginya biaya produk energi. Namun tekanan inflasi di tingkat pabrik terus melambat.

Indeks energi turun 1,4% dan merupakan yang terlemah di antara 11 sektor industri utama S&P. Harganya terseret oleh kemerosotan 3,6% pada saham Exxon Mobil setelah produsen minyak dan gas tersebut setuju untuk membeli saingannya Pioneer Natural Resources dalam kesepakatan seluruh saham senilai US$ 59,5 miliar. Harga saham Pioneer ditutup menguat 1,4%.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan untuk Kamis (12/10)

Yang memperoleh keuntungan terbesar adalah sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga. Sektor real estat, bertambah 2% dan utilitas berakhir naik 1,6% karena penurunan imbal hasil US Treasury.

Imbal hasil (yield) Treasury AS pada obligasi 10-tahun yang menjadi acuan turun ke level terendah dalam dua minggu. Imbal hasil turun karena kenaikan harga-harga pada safe-haven akibat perang di Timur Tengah yang masih berkobar setelah serangan mematikan akhir pekan oleh Hamas terhadap Israel.

Israel terus menggempur Gaza dengan serangan udara balasan, yang telah menewaskan sejumlah warga sipil. Israel membentuk pemerintah persatuan darurat pada hari Rabu dan tentaranya mengatakan telah membunuh tiga militan Hamas.

Yang merusak suasana hari Rabu adalah penawaran umum perdana (IPO) terbaru. Harga saham Birkenstock Holding ditutup turun 12,6% pada US$ 40,20 per saham. Pada perdagangan hari pertama di Bursa Efek New York, saham perusahaan alas kaki asal Jerman ini tidak pernah menyentuh harga IPO sebesar US$ 46. 

Harga saham produsen obat Eli Lilly naik 4,5% menyusul laporan awal keberhasilan Ozempic milik pesaingnya dari Denmark, Novo Nordisk, dalam uji coba untuk mengobati gagal ginjal. Sementara harga saham perusahaan dialisis DaVita dan Baxter International masing-masing merosot 16,7% dan 12,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×