Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Wall Street ditutup dengan kenaikan tipis pada perdagangan Senin (14/7). Investor cenderung menahan diri dari aksi besar setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan ancaman tarif baru, serta menjelang pekan sibuk rilis data ekonomi dan awal musim laporan keuangan kuartal II-2025.
Trump memperkeruh tensi dagang dengan mengancam akan mengenakan tarif 30% terhadap sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus 2025.
Baca Juga: Wall Street Mixed, Investor Mencerna Ancaman Tarif Terbaru dari Trump
Hal ini membuat tenggat waktu bagi tercapainya kesepakatan dagang semakin sempit.
Uni Eropa sendiri memperpanjang masa jeda untuk tindakan balasan hingga awal Agustus, memberi peluang untuk negosiasi.
Gedung Putih menyatakan bahwa pembicaraan dengan UE, Kanada, dan Meksiko masih berlangsung.
Meski demikian, reaksi pasar tergolong tenang, mencerminkan sikap hati-hati investor yang kini lebih terbiasa dengan pola ancaman dan perubahan sikap Trump secara mendadak.
Baca Juga: Trump Umumkan Bantuan Senjata untuk Ukraina, Beri Peringatan Keras kepada Rusia
Pada penutupan perdagangan:
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 88,14 poin (+0,20%) ke level 44.459,65, S&P 500 menguat 8,81 poin (+0,14%) ke 6.268,56, dan Nasdaq Composite naik 54,80 poin (+0,27%) ke 20.640,33
Volume perdagangan tercatat sebanyak 15,43 miliar saham, lebih rendah dari rata-rata 20 hari terakhir sebesar 17,62 miliar saham.
Nasdaq mencetak rekor penutupan baru yang ketujuh sejak 27 Juni lalu. Sementara S&P 500 berada hanya 12 poin di bawah rekor tertingginya pekan lalu dan telah mencatat lima rekor dalam periode yang sama.
“Jika ada yang menahan pasar saat ini, itu karena kita sudah mengalami reli yang cukup kuat sejak April,” kata Jason Pride, Chief Investment Strategy & Research Glenmede.
Ia menambahkan bahwa kekhawatiran awal terhadap dampak tarif terhadap ekonomi AS kini mulai mereda, terutama karena efek negatifnya bisa diimbangi dengan stimulus ekonomi yang baru disahkan minggu lalu.
Baca Juga: Ekspor China Naik Jelang Tenggat Waktu Pemberlakuan Tarif Trump 1 Agustus
Investor kini menanti serangkaian rilis data ekonomi pekan ini, termasuk:
- Selasa (16/7): Data inflasi konsumen (CPI) bulan Juni, yang diperkirakan menunjukkan kenaikan harga karena pelaku usaha mulai meneruskan beban tarif ke konsumen.
- Rabu (17/7): Data harga produsen dan impor, yang akan memberi gambaran tekanan biaya dari sisi rantai pasok.
Musim laporan keuangan juga dimulai Selasa ini, dengan sejumlah bank besar di Wall Street dijadwalkan menyampaikan kinerja kuartal II.
Sektor energi menjadi yang paling tertekan, turun 1,2%, setelah harga minyak AS anjlok 2,2% menyusul ancaman Trump terhadap pembeli ekspor Rusia. Ketegangan ini berisiko mengganggu pasokan energi global.
Baca Juga: Tensi Dagang Memanas! Trump Umumkan Tarif Impor 30% dari Meksiko dan Uni Eropa
Di sisi lain, sektor layanan komunikasi memimpin penguatan dengan kenaikan 0,7%, didorong oleh saham Netflix (akan merilis laporan keuangan Kamis) dan Warner Bros. Discovery, yang mencetak pembukaan box office kuat lewat film Superman terbaru.
Saham-saham kripto juga menguat setelah Bitcoin menembus level US$120.000 untuk pertama kalinya: Coinbase naik 1,8% dan MicroStrategy melonjak 3,8%.
Namun, saham Waters Corp anjlok 13,8% setelah perusahaan laboratorium itu sepakat bergabung dengan unit bisnis Becton, Dickinson and Company dalam kesepakatan senilai US$17,5 miliar.
Selanjutnya: Ada WSKT SRIL PPRO, 55 Saham Ini Berpotensi Dikeluarkan Dari BEI, Investor Harus Apa?
Menarik Dibaca: Cara Melacak Lokasi Pemilik Nomor HP Lewat Aplikasi Whatsapp, Gampang Banget!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News