kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Wall Street Ditutup Menguat: S&P 500 Tembus 6.000, Tesla Rebound


Sabtu, 07 Juni 2025 / 06:03 WIB
Wall Street Ditutup Menguat: S&P 500 Tembus 6.000, Tesla Rebound
ILUSTRASI. Pasar saham Amerika Serikat ditutup lebih tinggi pada Jumat (6 Juni 2025) setelah laporan ketenagakerjaan yang lebih baik dari perkiraan. REUTERS/Jeenah Moon


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Amerika Serikat ditutup lebih tinggi pada Jumat (6 Juni 2025) setelah laporan ketenagakerjaan yang lebih baik dari perkiraan meredakan kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi.

Indeks S&P 500 mencatatkan penutupan di atas level 6.000 untuk pertama kalinya sejak 21 Februari, didorong oleh lonjakan saham-saham teknologi.

Optimisme Pasar

Investor menyambut baik data pekerjaan yang menunjukkan bahwa nonfarm payrolls meningkat sebanyak 139.000 pekerjaan pada Mei, melampaui ekspektasi analis Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 130.000 pekerjaan. Meskipun angka April direvisi turun menjadi 147.000, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,2%, sesuai ekspektasi pasar.

Kabar positif lainnya datang dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa tiga pejabat kabinet AS akan bertemu dengan perwakilan Tiongkok di London pada 9 Juni untuk membahas kemungkinan kesepakatan dagang.

Baca Juga: Tarif Trump Bikin Ekonomi Suram, OECD Prediksi Ekonomi Global Cuma Tumbuh 2,9%

Hal ini menumbuhkan kembali harapan tercapainya kesepakatan dagang setelah pembicaraan tingkat tinggi antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sebelumnya belum membuahkan hasil konkret.

“Pasar akan selalu mengejar ‘umpan kesepakatan dagang’ kapan pun itu tersedia. Pertanyaannya hanya, apakah kesepakatan sungguh akan terjadi,” ujar Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group.

The Fed Diperkirakan Tahan Suku Bunga Hingga September

Pasca rilis data pekerjaan, pelaku pasar memperkirakan bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga. Konsensus terkini menunjukkan pemangkasan suku bunga pertama kemungkinan baru terjadi pada September, dengan satu kali pemotongan tambahan hingga akhir tahun.

“Kami memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga dalam pertemuan bulan ini dan akan menunggu data pasar tenaga kerja yang melemah sebelum melanjutkan siklus pelonggaran,” kata Lindsay Rosner dari Goldman Sachs Asset Management.

Kinerja Indeks dan Saham Utama

Indeks utama Wall Street mencatatkan kenaikan signifikan:

  • Dow Jones Industrial Average naik 442,88 poin (+1,05%) ke 42.762,62

  • S&P 500 naik 61,02 poin (+1,03%) ke 6.000,32

  • Nasdaq Composite menguat 231,50 poin (+1,20%) ke 19.529,95

Baca Juga: The Fed Buka Peluang Pangkas Suku Bunga 2025, Meski Trump Genjot Tarif

Selama sepekan, S&P 500 naik 1,5%, Dow naik 1,17%, dan Nasdaq melonjak 2,18%. Ini menjadi penguatan bulanan terbesar sejak November 2023, ditopang oleh meredanya ketegangan dagang dan laporan keuangan perusahaan yang solid.

Tesla Rebound, Amazon dan Alphabet Menguat

Setelah anjlok hampir 15% pada Kamis akibat konflik terbuka antara Trump dan Elon Musk, saham Tesla (TSLA.O) naik 3,8% pada Jumat, memulihkan sebagian kerugiannya. Saham perusahaan teknologi lainnya juga mencatatkan kinerja positif:

  • Amazon (AMZN.O) naik 2,7%

  • Alphabet (GOOGL.O) naik 3,25%

Saham Wells Fargo (WFC.N) juga naik 1,9% setelah S&P Global menaikkan prospek bank tersebut menjadi "positif" dari sebelumnya "stabil", menyusul pencabutan batasan aset $1,95 triliun oleh regulator AS.

Namun tidak semua saham menguat. Saham Broadcom (AVGO.O) turun 5% setelah proyeksi pendapatan kuartalannya mengecewakan investor. Sementara Lululemon (LULU.O) anjlok 19,8% setelah memangkas proyeksi laba tahunan, menyebut tarif tambahan akibat kebijakan Trump sebagai faktor utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×