Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bursa saham Amerika Serikat (AS) rebound pada perdagangan Selasa (23/4), setelah sebelumnya dilanda aksi jual akibat meningkatnya tekanan Presiden Donald Trump terhadap Ketua The Fed Jerome Powell.
Investor kini mengalihkan fokus mereka ke musim laporan keuangan, dengan banyak emiten dijadwalkan merilis kinerja sepanjang pekan ini.
Baca Juga: Wall Street Turun Tajam Dipicu Meningkatnya Serangan Trump Terhadap Powell
Melansir Reuters, hingga pukul 09:42 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 568,66 poin (1,49%) ke level 38.739,07.
Sementara S&P 500 menguat 69,03 poin (1,34%) ke 5.227,23 dan Nasdaq Composite naik 240,11 poin (1,51%) ke 16.111,01.
Saham-saham megacaps juga turut pulih. Nvidia naik 1,1% dan Apple menguat 1,7%. Seluruh sektor dalam indeks S&P 500 bergerak menguat, dipimpin sektor consumer discretionary.
Saham Tesla ikut naik 2,1%, jelang laporan keuangan yang akan menjadi pembuka dari grup saham megacaps “Magnificent Seven”.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Anjlok 1%, Terseret Ancaman Trump ke The Fed
Meski pasar terlihat pulih, sentimen tetap rapuh seiring ketidakpastian kebijakan tarif dan ketegangan antara Trump dan The Fed yang memicu kekhawatiran atas independensi bank sentral serta arah kebijakan moneter ke depan.
Pelaku pasar mencermati bagaimana perusahaan-perusahaan menghadapi ketidakpastian akibat kebijakan tarif serta potensi dampaknya terhadap laba di masa mendatang.
"Masih banyak ketidakpastian terkait di mana kebijakan tarif akan berakhir... namun jika kita bisa melihat lebih jauh dari itu, fundamental pasar sebenarnya masih cukup solid," kata Eric Sterner, Chief Investment Officer Apollon Wealth Management.
Sterner menambahkan, laba korporasi pada kuartal I-2025 diproyeksikan tumbuh sekitar 10%, menandakan bahwa profit perusahaan tetap sehat.
Saham konglomerat industri 3M Co menjadi penopang utama indeks Dow Jones, melonjak 3,4% usai mencetak laba kuartalan yang melampaui ekspektasi.
Baca Juga: IMF: Ekonomi Negara Berkembang Hanya Tumbuh 3,7% Tahun Ini dan 3,9% pada 2026
Namun tidak semua emiten mencatatkan kinerja positif. Saham Verizon turun 2,4% karena mencatatkan peningkatan kehilangan pelanggan.
Sementara saham Northrop Grumman ambles 8,7% dan RTX anjlok 8% setelah memperkirakan potensi kerugian hingga US$850 juta akibat beban tarif.
Sejauh tahun ini, indeks saham utama AS mengalami tekanan besar akibat kebijakan dagang Trump yang tidak menentu.
S&P 500 saat ini tercatat lebih dari 14% di bawah rekor tertingginya pada 19 Februari. Jika penurunan berlanjut hingga menyentuh 20%, maka indeks ini resmi masuk ke zona bear market.
Nasdaq Composite sendiri sudah lebih dulu masuk ke wilayah bear market sejak awal bulan.
Pada hari yangs sama, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada 2025 menjadi 1,8%, dari 2,8% pada 2024.
Baca Juga: Tarif AS Tertinggi Seabad, IMF: Pertumbuhan Ekonomi Global hanya Capai 2,8% di 2025
Sejumlah pejabat The Fed dijadwalkan menyampaikan pandangan mereka dalam beberapa waktu ke depan, dan pasar akan mencermati komentar-komentar tersebut guna mencari petunjuk arah kebijakan moneter selanjutnya.
Selanjutnya: Penarikan Kendaraan di CNAF Menurun Meski NPF Mulai Naik Pasca Lebaran
Menarik Dibaca: Mustika Ratu dan BPOM Edukasi Kosmetik Aman Melalui Finalis Puteri Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News