kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.864   -54,00   -0,32%
  • IDX 6.502   55,84   0,87%
  • KOMPAS100 934   7,69   0,83%
  • LQ45 727   5,31   0,74%
  • ISSI 208   1,47   0,71%
  • IDX30 376   1,16   0,31%
  • IDXHIDIV20 456   3,39   0,75%
  • IDX80 106   0,82   0,78%
  • IDXV30 112   1,04   0,94%
  • IDXQ30 123   0,25   0,20%

Ekspor Batu Bara Indonesia ke China Turun Gara-gara HBA


Selasa, 22 April 2025 / 11:45 WIB
Ekspor Batu Bara Indonesia ke China Turun Gara-gara HBA
ILUSTRASI. REUTERS/Dane Rhys. Impor batu bara China dari negara-negara pemasok mencatatkan peningkatan pada bulan Maret 2025. Namun impor dari Indonesia malah menurun.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Impor batu bara China dari negara-negara pemasok mencatatkan peningkatan pada bulan Maret 2025. Namun, impor dari Indonesia justru menurun imbas penerapan harga batu bara acuan alias HBA yang berlaku per 1 Maret 2025.

Melansir Reuters, Minggu (20/4), Data Administrasi Umum Bea Cukai China menunjukkan kenaikan impor batu bara dari Rusia sebesar 6% secara tahunan (yoy) menjadi 7,33 juta metrik ton pada Maret 2025. Menariknya, kenaikan ini terjadi seiring penjatuhan sanksi dari Barat serta kendala logistik. 

Peningkatan juga terjadi pada impor dari Australia dan Mongolia. Dari Australia, impor batu bara China meningkat 14% secara yoy menjadi 4,40 juta metrik ton. Dus dari Mongolia, impor batu bara China meningkat 5% secara yoy menjadi 6,80 juta metrik ton.

Di sisi lain, impor dari Indonesia sebagai pemasok batu bara terbesar China justru turun sebesar 9% secara yoy menjadi 17,96 juta metrik ton pada periode waktu yang sama. Itu terjadi setelah Indonesia mulai menggunakan HBA yang ditetapkan pemerintah sebagai harga dasar untuk transaksi mulai 1 Maret 2025 lalu.

Baca Juga: Pertamina Rangkul Pemegang Saham hingga Masyarakat untuk Perkuat Transparansi

Menteri Energi Bahlil Lahadalia sebelumnya menyebut kewajiban perusahaan batu bara untuk menggunakan HBA sebagai acuan transaksi global karena pemerintah ingin memaksimalkan kontrol atas harga batu bara domestik. Penetapan harga acuan dilakukan pada hari pertama dan ke-15 setiap bulan. 

Untuk diketahui, pada hari pertama berlakunya, HBA dipatok mulai dari US$ 34,16–US$ 128,24 per ton untuk masing-masing golongan batu bara. Hampir seluruh HBA yang ditetapkan naik dibandingkan bulan sebelumnya.

Selanjutnya pada periode kedua Maret, HBA seluruh golongan mengalami penurunan. Namun, berdasarkan laman resmi Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara KESDM, HBA periode kedua April 2025 untuk sejumlah golongan kembali mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut.

1. Batu bara (6.322 GAR) dibanderol seharga US$ 120,2 per ton, turun 2,53% dari periode sebelumnya.

2. Batu bara I (5.300 GAR) dibanderol seharga US$ 78,46 per ton, naik 0,07% dari periode sebelumnya.

3. Batu bara II (4.100 GAR) dibanderol seharga US$ 50,07 per ton, naik 1,07% dari periode sebelumnya.

4. Batu Bara III (3.400 GAR) dibanderol seharga US$ 34,34 per ton, naik 4,98% dari periode sebelumnya.

Padahal, saat ini investasi pemerintah terhadap sumber daya listrik alternatif sedang dioptimalkan, sehingga otomatis mengurangi permintaan batu bara.

Di sisi lain, harga batu bara dunia pun ikut turun di tengah melimpahnya pasokan. Pun, impor batu bara China secara keseluruhan turun 6% pada bulan Maret akibat persediaan yang masih tinggi sementara permintaan domestik masih lemah. 

Baca Juga: Presiden Korsel Berharap Hasil Negosiasi Tarif dengan AS Saling Menguntungkan

Selanjutnya: CNAF Catat Pembiayaan Baru Rp2 2,97 Triliun di Kuartal I 2025, Tumbuh 22%

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Ini, Simak Prakiraan Cuaca Besok (23/4) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×