kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Wall Street Merosot Selasa (11/3): Dow, S&P 500 dan Nasdaq Kembali Diterpa Aksi Jual


Rabu, 12 Maret 2025 / 04:56 WIB
Wall Street Merosot Selasa (11/3): Dow, S&P 500 dan Nasdaq Kembali Diterpa Aksi Jual
ILUSTRASI. Wall Street lanjutkan koreksi tajam dengan indeks Dow Jones ditutup anjlok 1,14%, indeks S&P 500 melemah 0,76% dan indeks Nasdaq Composite turun 0,18%


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street kambali jatuh dan menambah aksi jual terbesar dalam beberapa bulan, karena investor khawatir tentang dampak ancaman tarif terbaru pada ekonomi global.

Selasa (11/3), Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 478,23 poin atau 1,14% menjadi 41.433,48, indeks S&P 500 melemah 42,49 poin atau 0,76% ke 5.572,07 dan indeks Nasdaq Composite turun 32,23 poin atau 0,18% ke 17.436,10.

Seluruh sektor pada indeks utama S&P mengalami penurunan, meskipun sektor teknologi dan konsumen diskresioner, dua sektor dengan kinerja terburuk tahun ini, mengalami penurunan paling mini.

Pada sesi ini, perdagangan bursa saham Amerika Serikat (AS) bergejolak, menyusul pembaruan tarif yang saling bertentangan. Sementara, kemajuan menuju gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia sempat mengangkat pasar saham.

Indeks S&P 500 anjlok hingga 5.528,41 poin, yang sempat mencatat penurunan 10% dari rekor penutupan tertingginya di posisi 6.144,15 pada 19 Februari lalu, yang umumnya dikenal sebagai koreksi pasar. 

Baca Juga: Wall Street Merosot Selasa (11/3), Setelah Trump Umumkan Tarif Baru untuk Kanada

Hal itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menggandakan tarif yang akan berlaku dalam beberapa jam pada semua produk baja dan aluminium Kanada yang diimpor menjadi 50%.

Ancaman tarif terbaru menambah keresahan investor bahwa kebijakan perdagangan Trump, yang mencakup tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China, dapat memicu perlambatan ekonomi atau menyebabkan resesi.

Pada hari Senin (10/3), indeks S&P 500 mencatat penurunan satu hari paling signifikan sejak 18 Desember, menghapus lebih dari US$ 1,3 triliun dalam nilai pasar, dan US$ 4 triliun yang mengejutkan dari posisi tertinggi-ya baru-baru ini. 

Indeks Nasdaq yang sarat teknologi mengonfirmasi koreksi 10% di akhir minggu lalu.

Indeks acuan S&P sudah turun lebih dari 3,4% selama dua sesi terakhir, penurunan terbesar sejak awal Agustus.

"Itu hanya menciptakan kecemasan dan kegugupan di pasar, jadi Anda akan terus mendapatkan reaksi seperti 'tembak dulu, tanya belakangan', yang persis seperti yang Anda dapatkan," kata Ken Polcari, kepala strategi pasar di SlateStone Wealth di Jupiter, Florida.

Saham memperoleh beberapa daya tarik setelah AS setuju untuk melanjutkan bantuan militer dan pembagian intelijen dengan Ukraina segera setelah pembicaraan di Arab Saudi di mana Kyiv menyuarakan kesiapan untuk menerima proposal AS untuk gencatan senjata selama 30 hari dalam konfliknya dengan Rusia, kata kedua negara dalam sebuah pernyataan bersama.

Menambah momentum positif, Perdana Menteri Ontario mengatakan dia telah setuju untuk menangguhkan biaya tambahan 25% provinsi Kanada itu atas ekspor listrik ke Michigan, New York, dan Minnesota.

"Pasar mencari sesuatu untuk diharapkan setelah minggu lalu atau lebih, tetapi kami selalu mengatakan sulit untuk membuat perubahan berdasarkan sesuatu yang mungkin terjadi," kata Chris Fasciano, kepala strategi pasar di Commonwealth Financial Network di Waltham, Massachusetts.

Baca Juga: IHSG Kembali Tergelincir, BBRI dan GOTO Banyak Dilepas Asing, Selasa (11/3)

"Jadi, hingga Anda melihat sebuah ide, apakah itu Rusia, Ukraina, atau apakah Anda melihat tarif yang akhirnya akan berlaku atau berapa pengeluaran pemerintah yang akhirnya akan berlaku, sulit untuk membuat perubahan besar-besaran dalam portofolio."

Pasar global telah terbalik sejak Trump memicu gerakan tarif bolak-balik terhadap mitra dagang utama sementara data ekonomi terkini mengindikasikan ekonomi mungkin melemah. Pembacaan harga konsumen pada hari Rabu akan menunjukkan apakah kemajuan sedang dibuat untuk menekan inflasi.

Sementara itu, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lowongan pekerjaan meningkat pada bulan Januari.

Ketidakpastian tarif juga membebani sentimen konsumen, dengan para eksekutif perusahaan semakin menandai dampaknya terhadap pendapatan mendatang.

Kohl memperkirakan, penurunan penjualan tahunan yang lebih besar dari perkiraan, yang menyebabkan saham pengecer anjlok 24,1%.

Saham Dick's Sporting Goods turun 5,7% setelah pengecer memperkirakan hasil tahunan yang suram.

Sejalan, saham Delta Air Lines anjlok 7,3% setelah maskapai itu memangkas estimasi laba kuartal pertamanya hingga setengahnya.

Baca Juga: IHSG Turun Lagi, Net Sell Terbesar Asing di Saham BBRI, GOTO, TLKM Hari Ini (11/3)

Saham American Airlines pun merosot 8,3% setelah maskapai itu memperkirakan kerugian kuartal pertama yang lebih besar dari perkiraan. Pelemahan maskapai penerbangan membantu menurunkan indeks transportasi Dow 3,1%.

Sedangkan, saham Oracle kehilangan 3,1% setelah perusahaan cloud itu gagal memenuhi estimasi pendapatan kuartalan.

Citi menjadi perusahaan pialang saham terbaru yang merevisi pendiriannya tentang saham AS, menurunkan rekomendasinya menjadi "netral."

Selanjutnya: Sentimen Buruk Terus Membayangi Pasar, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Menarik Dibaca: Promo Superindo 12 Maret 2025, Sirup Marjan Cocopandan-Melon Beli 4 Lebih Murah!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×