kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.747   21,00   0,13%
  • IDX 8.417   46,45   0,55%
  • KOMPAS100 1.166   6,42   0,55%
  • LQ45 850   5,80   0,69%
  • ISSI 294   1,08   0,37%
  • IDX30 445   1,55   0,35%
  • IDXHIDIV20 514   5,58   1,10%
  • IDX80 131   0,59   0,45%
  • IDXV30 137   0,45   0,33%
  • IDXQ30 142   1,41   1,00%

Tren Pelemahan, Indeks Dolar Turun 2,68% dalam Sebulan


Senin, 17 Maret 2025 / 06:20 WIB
Tren Pelemahan, Indeks Dolar Turun 2,68% dalam Sebulan
ILUSTRASI. A picture illustration shows U.S. 100 dollar bank notes taken in Tokyo August 2, 2011. REUTERS/Yuriko Nakao


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) masih berada dalam tren pelemahan, sebagaimana tercermin dari indeks dolar (DXY) yang terus menurun dalam sebulan terakhir.

Berdasarkan data Trading Economics, DXY tercatat berada di level 103,71 pada Jumat (14/3), turun 2,68% dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca Juga: Data Ekonomi Lemah, Indeks Dolar AS Menuju Level Terendah dalam 11 Minggu

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai, pelemahan dolar AS disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran terhadap kinerja ekonomi AS dan arah kebijakan moneternya.

"Tanda-tanda perlambatan ekonomi mengurangi daya tarik dolar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (16/3).

Faktor Pelemahan Dolar AS

Menurut Sutopo, beberapa indikator ekonomi AS menunjukkan perlambatan. Lapangan kerja tumbuh lebih lambat dari perkiraan, sementara pertumbuhan upah juga melemah.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kekuatan ekonomi AS, yang pada akhirnya menekan nilai dolar.

Selain itu, ketidakpastian kebijakan perdagangan dan meningkatnya ketegangan geopolitik turut mendorong investor untuk mendiversifikasi aset mereka ke mata uang atau instrumen lain.

Baca Juga: Indeks Tertekan Sepekan Terakhir, Bagaimana Prospek Dolar AS?

"Pergeseran sentimen investor terhadap aset berisiko, seperti saham atau mata uang pasar berkembang, telah mengurangi permintaan dolar sebagai aset safe haven," jelasnya.

Seiring dengan melemahnya dolar AS, mayoritas mata uang utama dunia mengalami penguatan.

Beberapa faktor yang mendorong pergerakan ini termasuk kebijakan moneter yang lebih agresif di Zona Euro, Inggris, dan Australia, yang membuat suku bunga mereka lebih menarik dibandingkan kebijakan The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×