kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.473.000   -10.000   -0,67%
  • USD/IDR 15.670   -45,00   -0,29%
  • IDX 7.480   -21,20   -0,28%
  • KOMPAS100 1.161   -5,21   -0,45%
  • LQ45 929   -2,36   -0,25%
  • ISSI 225   -0,74   -0,33%
  • IDX30 479   -0,78   -0,16%
  • IDXHIDIV20 577   -1,34   -0,23%
  • IDX80 132   -0,31   -0,24%
  • IDXV30 141   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 160   -0,35   -0,22%

Indeks Dolar Terlalu Kuat, Rupiah Kembali Melemah


Kamis, 10 Oktober 2024 / 18:52 WIB
Indeks Dolar Terlalu Kuat, Rupiah Kembali Melemah
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah kembali melempem. Analis menilai, pelemahan yang dialami rupiah saat ini, lebih disebabkan faktor global yang menguntungkan dolar AS.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali melempem. Analis menilai, pelemahan yang dialami rupiah saat ini, lebih disebabkan faktor global yang menguntungkan dolar AS.

Kamis (10/10), rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 15.678 per dolar Amerika Serikat (AS). Level ini melemah 0,31% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.630 per dolar AS.

Tidak jauh berbeda dengan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,33% ke level Rp 15.658 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (10/10).

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan depresiasi rupiah lebih disebabkan oleh indeks dolar yang memang sedang kuat.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,31% ke Rp 15.678 Per Dolar AS Pada Kamis (10/10)

Fikri menjelaskan, penguatan indeks dolar dipicu memanasnya ketegangan geopolitik global yang membuat investor mengambil sikap risk off dan kembali beralih ke aset safe haven seperti emas dan USD.

Kemudian data pasar tenaga kerja AS yang lebih kuat membuat ekspektasi terhadap risiko inflasi lebih rendah, sehingga ekspektasi penurunan suku bunga The Fed juga berkurang. Dengan demikian faktor ini mendorong capital inflow ke AS mengalir.

Tidak hanya itu, kebijakan bank sentral sejumlah negara seperti Bank of England (BOE), European Central Bank (ECB), dan People's Bank of China (PBOC) yang diperkirakan menurunkan suku bunga lebih besar daripada The Fed. Hal ini mendorong dana kembali ke USD.

Faktor lainnya adalah pertumbuhan ekonomi negara-negara sekitar seperti India, Filipina, China, dan Malaysia yang lebih baik. Ini membuat posisi Indonesia menjadi kurang menguntungkan dan terjadi capital outflow dari Indonesia.

Dari dalam negeri, Fikri mencermati bahwa pelaku pasar mengambil sikap wait and see menjelang rilis kabinet baru di Indonesia.

"Jadi semua ini yang bikin seakan-akan rupiah mengalami tekanan. Padahal secara fundamental tidak ada yang salah dengan rupiah, alias tidak ada kelemahan nilai fundamental, baik itu pertumbuhan ekonomi, inflasi," ucap Fikri kepada KONTAN, Kamis (10/10).

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,33% ke Rp 15.658 Per Dolar AS Pada Kamis (10/10)

Menurut Fikri batas psikologis rupiah dengan level resistance di Rp 16.000 dan support di Rp 15.200. Namun, secara umum, Fikri menilai Rupiah berada di kisaran Rp 15.400 hingga Rp 15.500. Menurut Fikri level ini lebih mendukung untuk portofolio, dan kondisi sektor ril di Indonesia.

Untuk akhir tahun, Fikri memperkirakan rupiah akan berada di level sekitar Rp 15.490 per dolar AS. Level tersebut lebih kuat daripada saat ini. Namun, dengan catatan adanya penurunan suku bunga The Fed dua kali lagi, tensi geopolitik menurun, dan tidak ada kejutan besar dari pemilu AS.

Selanjutnya: Optimisme Sektor Properti Meningkat, Permintaan KPR Diperkirakan Tumbuh Tahun Depan

Menarik Dibaca: Rekomendasi Sektor Saham Menarik dari MAMI Di Era Suku Bunga Turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×