kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingginya Inflasi Menekan IHSG, Begini Rekomendasi Saham dari Analis


Selasa, 05 Juli 2022 / 07:45 WIB
Tingginya Inflasi Menekan IHSG, Begini Rekomendasi Saham dari Analis


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Sejauh ini saham emiten consumer non-cyclicals juga masih menarik dan cenderung defensif di tengah tekanan jual pada sektor lain. Saham yang bisa dilirik adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

"Masih patut dicermati setidaknya untuk jangka pendek selama tren masih menguat dengan evaluasi kembali di bulan Agustus nanti," sebut Ivan.

Kemudian untuk sektor ritel, Ivan masih memberikan saran wait and see. Lalu terhadap saham yang sudah naik tinggi seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), investor perlu berhati-hati lantaran kemungkinan mendekati akhir uptrend.

"Rawan ada aksi profit taking sehingga saat ini sebaiknya hold atau mulai realisasikan profit bertahap, dan untuk masuk sebaiknya menunggu saja dulu," imbuh Ivan.

Seiring tren pelemahan kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, saham dari emiten yang banyak berbahan baku impor juga patut diwaspadai. 

"Saham farmasi merupakan salah satu yang terdampak negatif dari sisi pergerakan harganya mengingat bahan baku yang masih impor," tandas Ivan.

Baca Juga: Kinerja Sejumlah Emiten Ini Dibayangi Fluktuasi Rupiah, Simak Rekomendasi Sahamnya

Di samping emiten consumer non-cyclicals, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat saham healthcare dan perbankan juga masih menarik.

Hampir semua sektor akan terkena imbas dari kondisi inflasi dan makro ekonomi saat ini. Tapi, sektor yang diproyeksi terdampak paling berat adalah properti dan otomotif, lantaran kinerjanya tergantung dengan daya beli masyarakat.

Namun menimbang perkembangan situasi saat ini, Nico mengingatkan agar sebelum sampai pada keputusan buy, hold atau sell, investor perlu menilik kembali pada tiga hal mendasar. Yakni tingkat risiko, durasi, serta portofolio investasi masing-masing investor.

"Apabila ternyata saham yang dimiliki memiliki potensi di masa yang akan datang, koreksi merupakan kesempatan untuk melakukan akumulasi beli," sebut Nico.

Sedangkan Dennies menyarankan untuk mencermati sektor konsumer dan perbankan. "karena akan menarik bisa membeli di harga yang murah. Namun disarankan untuk wait and see hingga penurunan harga mulai melandai," pungkas Dennies.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×