kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Sejumlah Emiten Ini Dibayangi Fluktuasi Rupiah, Simak Rekomendasi Sahamnya


Minggu, 03 Juli 2022 / 10:45 WIB
Kinerja Sejumlah Emiten Ini Dibayangi Fluktuasi Rupiah, Simak Rekomendasi Sahamnya


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) mendorong penguatan dolar serta meningkatkan kekhawatiran depresiasi mata uang rupiah. Pelemahan nilai tukar rupiah ini memberikan dampak negatif untuk sejumlah emiten pasar modal.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandu Dewanto mengatakan, nilai kurs Rupiah yang terus bergerak melemah tentu menjadi sentimen negatif bagi para emiten yang memiliki eksposur besar terhadap nilai tukar. Apalagi, emiten memiliki utang yang didominasi oleh mata uang dolar AS karena secara otomatis nilai pokok dan bunganya akan meningkat.

"Sehingga ini berpotensi menimbulkan kerugian kurs, risiko ini meningkat jika selama ini belum melakukan hedging," kata Pandu pada Kontan, Kamis (30/6).

Sebagai informasi, Jumat (1/7), kurs spot rupiah ditutup melemah 0,27% ke Rp 14.943 per dollar Amerika Serikat (AS). Alhasil, dalam sepekan terakhir, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,63%. Level rupiah kemarin menjadi level terlemah sejak Juni 2020. 

Baca Juga: Saham-saham Big Cap Ini Banyak Dilepas Asing dalam Sepekan, Ini Rekomendasi Sahamnya

Tren serupa juga terjadi di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI). Kurs JISDOR ditutup di level Rp 14.956 per dollar AS, terkoreksi 0,50%. Sementara jika dihitung dalam sepekan, kurs JISDOR sudah turun sebesar 0,74%.

Menurut Pandu, nilai tersebut juga mendekati level tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Ia bilang resistance ada di kisaran Rp 14.975, jika tekanan capital outflow berlanjut, berpotensi menuju kisaran Rp 15.265.

Sebenarnya, kata Pandu, kondisi rupiah jika dibandingkan dengan kurs beberapa Negara tetangga relatif cukup kuat, namun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti harga komoditas yang sudah mulai bergerak turun. Padahal, selama ini menjadi penopang kuatnya neraca dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena memiliki komoditas sebagai produk eksport andalan.

Dalam risetnya Selasa (14/6), Lembaga pemeringkat Moody's menuliskan ada beberapa emiten yang rentan terhadap pelemahan rupiah. Misalnya ada emiten pengembang properti PT Modernland Realty Tbk (MDLN), selanjutnya ada PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).

Kemudian, ada emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Riset tersebut menjelaskan bahwa MDLN dan ASRI terkena depresiasi rupiah karena hampir semua utang emiten dalam mata uang dolar AS. Dimana sebagian besar tidak dilindungi nilai atau hedging.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Modernland Realty (MDLN) Usai Melemah dalam Sepekan

Tak hanya itu, kedua emiten ini juga tidak memperoleh pendapatan dalam dolar AS untuk memenuhi biaya pembayaran utang. Sementara untuk APLN, emiten ini emiliki sekitar 52% utang dalam dolar AS dan rentan lantaran posisi likuiditas perusahaan yang sudah lemah.

Moody's menyebut APLN akan membutuhkan pinjaman eksternal untuk menutupi biaya bunga jika rupiah melemah lebih lanjut.

Kemudian untuk GJTL, 65% dari arus kas produsen ban ini berada dalam rupiah. Sedangkan, GJTL mempunyai 50%-60% utang dalam dolar AS dan sebagian besar biaya operasional dan belanja modalnya dalam mata uang dolar AS. Sebagai tambahan, senior secured notes sebesar US$ 175 juta dan pinjaman modal kerja sebesar US$ 26 juta GJTL tidak dilindungi nilai.

Lalu untuk emiten konsumer ICBP menghasilkan pendapatan sebesar 70%-75% dalam rupiah. Sementara, hampir semua utang ICBP dalam mata uang dolar AS dengan biaya yang signifikan dalam mata uang dolar AS untuk impor bahan baku.

 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×