Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
LONDON. Kerusuhan di Timur Tengah membuat harga minyak mencuat. Bahkan, kenaikan harga minyak tersebut menyentuh level tertinggi sejak dua tahun terakhir.
Kerusuhan yang terjadi menimbulkan kekhawatiran pengiriman minyak akan terganggu. Futures Brent naik sebanyak 0,5% setelah aksi demonstrasi terjadi di Bahrain. Di Yaman dan Libya, demonstran bentrok dengan pihak keamanan. Padahal, negara ini merupakan produsen minyak terbesar urutan kedelapan di dunia.
"Premi risiko meningkat dan tecermin pada minyak jenis Brent," kata Tobias Merath, kepala riset komoditas Credit Suisse AG di Zurich. Minyak mentah Brent untuk pengiriman April naik 52 sen menjadi US$ 104,30 per barel dan berada di level US$ 103,88 per barel pada 09:52 pada perdagangan bursa ICE Futures Eropa di London. Harga sempat naik US$ 2,14 menjadi US$ 103,78 yang merupakan penutupan tertinggi sejak 25 September 2008.
Sedangkan minyak mentah untuk pengiriman Maret di New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun 35 sen menjadi US$ 84,64 per barel setelah sebelumnya naik 31 sen menjadi US$ 85,30 per barel. Harga juga sempat naik 0,8% kemarin menjadi US$ 84,99 yang merupakan penutupan tertinggi sejak 11 Februari.
Kenaikan tersebut membuat perbedaan antara kontrak April di London dan New York menjadi US$ 16,33 per barel ketimbang posisi kemarin (16/2) di US$ 15,94 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
