Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
NEW YORK. Harga minyak lanjut reli hari ini setelah kerusuhan di Mesir menyebar ke negara-negara lain di Timur Tengah. Situasi ini memunculkan kembali kecemasan bakal terganggunya pengiriman minyak mentah dari wilayah tersebut.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman Maret di bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX) naik 0,3% ke US$ 85,29 per barel, dan berada di US$ 85,28 per barel pada pukul 10.28 waktu Sydney. Adapun, minyak mentah jenis brent untuk pengiriman April naik 2,1% ke US$ 103,78 sebarel di bursa ICE Futures Eropa, di London, kemarin.
Melesatnya harga minyak sejak kemarin terjadi setelah Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mengatakan, dua kapal perang Iran berencana bergerak melalui Terusan Suez. Pekan ini demonstrasi meletus di Bahrain, Yaman, dan Libya, setelah Presiden Mesir Hosni Mubarak lengser.
"Ketegangan politik di Timur Tengah terus berlanjut, ini menambah kekhawatiran pasokan minyak mentah akan terganggu," ujar Mark Pervan, kepala riset komoditas dari Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Melbourne, hari ini.
BP Plc menyebutkan, negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara mengendalikan 36% produksi minyak dunia, dan menguasai 61% cadangan pada 2009.
Libya memproduksi 1,59 juta barel minyak mentah sehari di bulan Januari, dan menjadi produsen minyak terbesar kedelapan di antara negara OPEC. Sementara, Iran dengan produksi 3,72 juta barel sehari, adalah produsen minyak OPEC terbesar kedua, setelah Arab Saudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News