Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran yang masuk atas penawaran Surat Utang Negara (SUN) dan yang dimenangkan pemerintah pada pekan ini menurun jika dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya. Kementerian Keuangan menerima penawaran masuk Rp 22,42 triliun pada lelang SUN hari ini, Selasa (3/10), turun dari dua pekan lalu Rp 28,79 triliun.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, hasil ini masih 1,2 kali lebih tinggi dari target indikatif. Menurut Deni, penurunan tersebut didorong oleh sikap wait and see investor atas sikap hawkish para pejabat The Fed yang diyakini masih akan menaikkan Fed Fund Rate (FFR) pada tahun ini dan akan menahan tingkat suku bunganya tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama.
"Meskipun demikian, rilis data inflasi domestik bulan September yang berada pada level 2,28% YoY menunjukkan kondisi perekonomian domestik yang cukup solid," ungkap Deni dalam keterangan resmi, Selasa (3/10).
Baca Juga: Volatilitas Global Meningkat, Investor Lakukan Aksi Jual di Pasar Obligasi
Jumlah penawaran dari investor asing pada lelang SUN hari ini mencapai Rp 2,72 triliun atau meningkat dari Rp 2,08 triliun pada lelang SUN sebelumnya. Mayoritas dari incoming bids atau penawaran masuk investor asing berada pada SUN bertenor panjang yaitu 11 tahun sebesar Rp 2,58 triliun atau 94,86% dari total incoming bids investor asing dan dimenangkan sebesar Rp 160 miliar atau 1,8% dari total awarded bids atau jumlah yang dimenangkan pemerintah.
Secara keseluruhan, minat investor masih dominan pada seri SUN bertenor menengah panjang. Utamanya seri SUN tenor 5 dan 11 tahun dengan jumlah penawaran masuk mencapai Rp 13,18 triliun atau 55,22% dari total incoming bids, dan dimenangkan sebesar Rp 9,65 triliun atau 60,16% dari total awarded bids.
Baca Juga: Yield US Treasury Naik, Rupiah Berpotensi Tertekan
Yield rata-rata terimbang atau weighted average yield (WAY) yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini bergerak naik antara 1bps sampai dengan 6bps dari level yield pasar sekunder pada penutupan sehari sebelumnya. Ini sebagai respon atas volatilitas pasar keuangan dalam beberapa waktu terakhir.
Pada lelang kali ini, pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp 9,29 triliun atau lebih rendah dari dua pekan lalu sebesar Rp 15,8 triliun. Pemerintah mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2023, dan kondisi APBN terkini.
"Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2023, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2023," pungkas Deni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News