kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

The Fed Hawkish, Investor SBN Beralih ke Obligasi Tenor Pendek


Jumat, 22 September 2023 / 12:25 WIB
The Fed Hawkish, Investor SBN Beralih ke Obligasi Tenor Pendek
ILUSTRASI. Investor di pasar surat berharga negara (SBN) kembali mengalihkan portofolio instrumen obligasi pemerintah Indonesia


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor di pasar surat berharga negara (SBN) kembali mengalihkan portofolio instrumen obligasi pemerintah Indonesia (INDOGB) mereka dari tenor panjang dan menengah ke tenor pendek.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mencatat, yield INDOGB jangka panjang 10 tahun naik 4 bps menjadi 6,79% dan yield INDOGB jangka menengah 5 tahun naik 2 bps menjadi 6,41%. Sementara itu, yield INDOGB tenor pendek 2 tahun turun 3 bps menjadi 6,33% akibat kebijakan moneter The Fed yang semakin hawkish.

Lionel memperkirakan, aksi ini akan terus berlanjut akibat koreksi di pasar global yang tercermin dari penurunan indeks S&P untuk developed market sebesar 0,3% dan EMBI untuk emerging market sebesar 0,8%. Kemudian, terjadi kenaikan yield 10 tahun UST dan Bund masing-masing 9 bps dan 4 bps menjadi 4,49% dan 2,74%.

Baca Juga: Minat Asing Terhadap SBN Turun Akibat Sikap Hawkish The Fed

Sayangnya, sebagian investor tidak memiliki fleksibilitas untuk beralih ke tenor pendek. 

"Oleh sebab itu, saya juga merekomendasikan strategi buy and hold obligasi SBN dan korporasi berbunga tinggi (?7%) hingga akhir 2024," ucap Lionel dalam risetnya, Jumat (22/9). 

Strategi ini didasarkan pada fakta bahwa The Fed masih akan menahan suku bunga di 5,5% hingga kuartal III-2024 atau kuartal IV-2024. Sikap The  Fed ini berpotensi mengekang kebijakan suku bunga Bank Indonesia dan pergerakan 10 tahun SUN yield 2024 di rentang 6,4%-6,6%.

Lionel memprediksi, yield 10 tahun INDOGB akan terus naik ke rentang 6,8%-6,9% pada Jumat (22/9) dengan potensi titik tertinggi di 7%. Tekanan depresiasi terhadap rupiah masih akan berlanjut dengan target rentang Rp 15.350-Rp 15.450 per dolar AS. 

Ia merekomedasikan pelaku pasar untuk melirik SUN seri FR0040, FR0050, FR0068, FR0095, FR0097, FR0098, dan FR0100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×