kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Terus Naik, Pengamat Ini Prediksi Harga Emas Bisa Tembus US$ 3.750


Kamis, 17 April 2025 / 19:22 WIB
Terus Naik, Pengamat Ini Prediksi Harga Emas Bisa Tembus US$ 3.750
ILUSTRASI. Setelah sempat pecah rekor baru lagi, harga emas di pasar spot turun. Kamis (17/4) pukul 19.17 WIB, Harga emas berada di level US$ 3.338,67 turun 0,18% dari harga hari sebelumnya.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat pecah rekor baru lagi, harga emas di pasar spot turunKamis (17/4) pukul 19.17 WIB, Harga emas berada di level US$ 3.338,67 turun 0,18% dari harga hari sebelumnya.

Hal serupa juga terjadi pada harga emas batangan Aneka Tambang (Antam) yang mencetak rekor terbarunya di level Rp 1.975.000 per gram, atau naik Rp32.000 dibandingkan sesi sebelumnya.

Harga yang terus menanjak ini memicu pertanyaan di kalangan pelaku pasar, apakah tren ini masih tergolong wajar, atau sudah terlalu tinggi (overbought)?

Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia, Budi Frensidy mengatakan secara fundamental, harga emas saat ini sebenarnya sudah melampaui batas kewajaran. Namun, tren penguatan masih bisa berlanjut karena didorong oleh arus dana besar dari investor institusi, khususnya pemerintah China.

“Sebenarnya sudah tidak wajar, tetapi jika pemerintah China terus membelinya dengan dana miliaran dolar AS dari hasil penjualan Treasury bond AS, harganya bisa ke mana-mana,” ujar Budi pada Kontan, Kamis (17/4).

Baca Juga: Harga Emas Diprediksi Melonjak 71% pada 2025, Peluang Investasi Menjanjikan?

US Treasury sendiri merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat dan selama ini dianggap sebagai aset paling aman. Namun belakangan, minat terhadap obligasi ini mulai menurun, seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan kebijakan yang tak terduga dari pemerintah AS.

“Dana untuk beli emas adalah hasil penjualan US Treasury,” tambahnya.

Budi juga menilai reli emas kali ini jauh lebih agresif dibandingkan lonjakan harga pada tahun 2011. Ketika itu, harga emas sempat menembus rekor, namun kemudian jatuh tajam lebih dari 50% hanya dalam beberapa bulan. Ia menegaskan, pergerakan kali ini sangat berbeda.

“Aksi beli dulu di 2011 tidak sekencang saat ini,” tegas Budi.

Meski demikian, Budi mengingatkan investor untuk berhati-hati karena jika aliran dana besar berhenti, harga emas bisa terkoreksi tajam. Ia memproyeksikan harga emas dunia bisa mencapai US$ 3.750 per ons troi, dan emas Antam bisa menembus Rp 2,5 juta per gram, jika aksi beli berlanjut.

Sebagai alternatif, Budi menyarankan investor yang mengutamakan manfaat jangka panjang dan arus kas (cash flow) untuk mempertimbangkan instrumen lain seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) atau Surat Berharga Negara (SBN).

Instrumen tersebut tidak hanya memberikan imbal hasil tetap secara periodik, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pembiayaan defisit anggaran negara.

“Beli saja ORI atau SBN sekaligus bantu mengurangi defisit anggarannya,” kata Budi.

Bagi sebagian investor yang kurang tertarik pada emas karena dinilai tidak memberikan manfaat ekonomi langsung maupun pendapatan berkala seperti saham atau properti, instrumen berbasis obligasi ini ia nilai lebih relevan dan produktif.

Baca Juga: Harga Emas Terus Pecahkan Rekor, Investor Bingung atau Cari Aman?

Selanjutnya: HMHI Dorong Akses Setara bagi Seluruh Penyandang Gangguan Perdarahan

Menarik Dibaca: HMHI Dorong Akses Setara bagi Seluruh Penyandang Gangguan Perdarahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×