Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Herlina Kartika Dewi
Permintaan minyak juga menurun karena produk minyak memiliki alternatif lain yang lebih murah seperti batubara, gas alam, biodiesel, dan listrik. Sehingga, jika harga minyak tinggi, energi alternatif lain akan menjadi pilihan.
Dari sisi teknikal, Analis PT Finex Berjangka Nanang Wahyudin memberikan sedikit gambaran analisa teknikal potensi penurunan harga minyak meskipun cenderung terbatas.
Dia menjelaskan, dalam enam hari berturut-turut harga minyak tertekan karena beberapa indikator teknikal menunjukkan oversold seperti stochastic oscillator dan harga yang mendekati area support terdekat US$ 51.56. Harga minyak sudah berada jauh di bawah moving average 13, 26 dan 100.
Baca Juga: Harga minyak mentah mulai rebound, minyak WTI ke US$ 53,22 dan Brent ke US$ 58,58
“Ini menandakan cukup berat untuk menahan laju penurunan. Untuk jangka pendek atau minggu ini ruang koreksi akan menguji psikologi support US$ 50,78 per barel,” jelasnya.
Wahyu memberikan rekomendasi buy on weakness dengan rentang harga minyak di US$ 50 per barel hingga US$ 60 per barel. Sedangkan, Nanang merekomendasikan untuk sell dengan rentang harga US$ 46 per barel hingga US$ 65 per barel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News