Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Schroder Investment Management Indonesia (Schroders) membidik dana kelolaan atau asset under management (AUM) dapat tumbuh sebesar 7%-8% pada tahun depan.
CEO Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, hingga akhir 2019 Schroder menargetkan dapat mengumpulkan dana kelolaan sebesar Rp 75 triliun – Rp 76 triliun. Target ini sedikit turun dari realisasi AUM tahun 2018 yang mencapai Rp 80 triliun.
Salah satu penyebabnya adalah mayoritas dari portofolio Schroder merupakan ekuitas, yakni sebanyak 60%.
“Kondisi pasar seperti ini, ekuitas juga seperti ini, karena mostly dana kelola kami adalah equity,” ujar Michael di Jakarta, Rabu (18/12).
Baca Juga: Dana kelolaan Schroders turun, ini penyebabnya
Michael melanjutkan, salah satu pendorong pertumbuhan AUM tahun depan adalah dengan adanya produk baru seperti efek beragun aset (EBA) yang secara perdana diluncurkan oleh Schroder.
Tahun depan pun, Michael memproyeksikan IHSG dapat tumbuh 8% dari tahun ini. Salah satu pendorongnya adalah pertumbuhan EPS (earning per share) perusahaan yang diperkirakan dapat tumbuh 6-8% akibat adanya penurunan pajak dari penerapan omnibus law. Tahun ini, EPS emiten masih berada di kisaran 4%-5%.
Selain itu, tensi perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) juga mulai mereda. Hal ini diharapkan dapat membangun optimisme pasar.
Tahun ini, Michael menilai instrument bonds dinilai masih menjadi jawara. Untuk tahun depan, Michael merekomendasikan investor agar menyusun portofolio yang seimbang antara saham dengan obligasi.
Michael menilai, Sektor perbankan hingga consumers good masih menjadi primadona tahun depan. Turunnya suku bunga acuan dinilai lebih cepat mempengaruhi bunga tabungan dibandingkan bunga kredit. Sehingga, Net Interest Margin (NIM) justru berpotensi naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News