CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Tahun depan, Schroder menargetkan dana kelolaan dapat tumbuh hingga 8%


Rabu, 18 Desember 2019 / 20:55 WIB
Tahun depan, Schroder menargetkan dana kelolaan dapat tumbuh hingga 8%
ILUSTRASI. Lobby kantor PT Schroders Investment Management Indonesia di Bursa Tower I Bursa Efek Indonesia Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/12/12/2018


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Schroder Investment Management Indonesia (Schroders) membidik dana kelolaan atau asset under management (AUM) dapat tumbuh sebesar 7%-8% pada tahun depan.

CEO Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, hingga akhir 2019 Schroder menargetkan dapat mengumpulkan dana kelolaan sebesar Rp 75 triliun – Rp 76 triliun. Target ini sedikit turun dari realisasi AUM tahun 2018 yang mencapai Rp 80 triliun.

Salah satu penyebabnya adalah mayoritas dari portofolio Schroder merupakan ekuitas, yakni sebanyak 60%.

“Kondisi pasar seperti ini, ekuitas juga seperti ini, karena mostly dana kelola kami adalah equity,” ujar Michael di Jakarta, Rabu (18/12).

Baca Juga: Dana kelolaan Schroders turun, ini penyebabnya

Michael melanjutkan, salah satu pendorong pertumbuhan AUM tahun depan adalah dengan adanya produk baru seperti efek beragun aset (EBA) yang secara perdana diluncurkan oleh Schroder.

Tahun depan pun, Michael memproyeksikan IHSG dapat tumbuh 8% dari tahun ini. Salah satu pendorongnya adalah pertumbuhan EPS (earning per share) perusahaan yang diperkirakan dapat tumbuh 6-8% akibat adanya penurunan pajak dari penerapan omnibus law. Tahun ini, EPS emiten masih berada di kisaran 4%-5%.

Selain itu, tensi perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) juga mulai mereda. Hal ini diharapkan dapat membangun optimisme pasar.

Tahun ini, Michael menilai instrument bonds dinilai masih menjadi jawara. Untuk tahun depan, Michael merekomendasikan investor agar menyusun portofolio yang seimbang antara saham dengan obligasi.

Michael menilai, Sektor perbankan hingga consumers good masih menjadi primadona tahun depan. Turunnya suku bunga acuan dinilai lebih cepat mempengaruhi bunga tabungan dibandingkan bunga kredit. Sehingga, Net Interest Margin (NIM) justru berpotensi naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×