kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Surat utang korporasi diprediksi makin meningkat didominasi BUMN


Jumat, 20 Desember 2019 / 19:32 WIB
Surat utang korporasi diprediksi makin meningkat didominasi BUMN
SVP Financial Institution Rating Division Pefindo Hendro Utomo (kiri) dan Ekonom Pefindo Fikri C Permana (kanan) berbincang usai pemaparan penerbitan surat utang sepanjang 2019 di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (20/12). PT Pemeringkatan Efek Indonesi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Jelang tutup tahun, korporasi masih gencar meluncurkan surat utang korporasi guna pembiayaan bisnis. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan proyeksi nilai penerbitan surat utang korporasi untuk tahun ini. 

Berdasarkan pemaparan publik, Jumat (20/12), Pefindo mencatat hingga 13 Desember, realisasi penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 142,4 triliun. Sementara, jumlah mandat penerbitan surat utang korporasi hingga 23 Desember mencapai Rp 3,79 triliun.

Baca Juga: Obligasi Indonesia Infrastructure Finance Rp 1,5 triliun resmi tercatat di BEI

Dengan begitu, Pefindo memproyeksikan nilai penerbitan surat utang korporasi di tahun ini mencapai Rp 146,19 triliun.

Dalam pemaparan di November, Pefindo sebelumnya memproyeksikan nilai penerbitan surat utang korporasi di tahun ini sebesar Rp 135,2 triliun.

Sementara, untuk 2020 Pefindo memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi akan kembali meningkat menjadi sekitar Rp 158,5 triliun. Proyeksi tersebut didukung dari jumlah surat utang yang jatuh tempo di tahun depan jauh lebih banyak Rp 132,1 triliun dibanding tahun ini yang berjumlah Rp 113 triliun. 

Baca Juga: Credit Default Swap Menyentuh Rekor Terendah, Yield SUN 10 Tahun Tak Mau Turun

Ekonom Pefindo, Fikri C. Permana, mengatakan, penerbitan surat utang korporasi meningkat karena didukung tren penurunan suku bunga yang berlanjut ke tahun depan. Fikri menilai ruang penurunan suku bunga masih terbuka lebar, meski The Fed terakhir kali memberi sinyal akan menahan diri dalam memangkas suku bunga acuan mereka. 

Selain itu, ruang penurunan suku bunga masih terbuka lebar karena real return pasar surat utang Indonesia jauh lebih tinggi dari AS. Suku bunga AS berada di 1,75% sementara inflasi AS 2% sehingga real return investasi surat utang di AS negatif. Sedangkan, inflasi Indonesia stabil di 3% dengan tingkat suku bunga di 5%, sehingga real return berkisar 2%. 

Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) menerbitkan obligasi Rp 600 miliar dengan bunga 11%

"Asumsinya, kalau real return AS masih negatif dan tingkat suku bunga AS juga masih cenderung menurun, harusnya, sweetener real return Indonesia bisa turun lagi dengan menurunkan suku bunga, apalagi risiko domestik di 2020 juga lebih rendah dari tahun ini," kata Fikri. 

Segendang sepenarian, Darma Yudha, Head of Fixed Income Trimegah Asset Management, mengatakan, risiko domestik di tahun ini cukup tinggi karena Pemilu dan membuat korporasi cenderung wait and see. Namun, di 2020, kebijakan pemerintah sudah jelas dan korporasi akan kembali fokus berekspansi dengan meluncurkan surat utang. 

Baca Juga: Investor Asing Mulai Membidik Obligasi Korporasi

Yudha memproyeksikan, instrumen surat utang akan menjadi pilihan utama korporasi untuk mendapatkan dana karena di tahun depan bank masih akan berhati-hati memberi pinjaman. 

"Penerbitan surat utang korporasi di tahun depan bisa lebih banyak karena dengan tren suku bunga yang masih turun ini waktu yang tepat korporasi menerbitkan surat utang dengan cost of fund yang lebih murah, sebelum nantinya, suku bunga berbalik naik," kata Yudha. 

BUMN Mendominasi

Hingga 13 Desember, Pefindo mencatat porsi penerbitan surat utang korporasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat 44% dibandingkan akhir tahun 2018 dengan nilai mencapai Rp 86,5 triliun. Sementara, nilai surat utang swasta Rp 52,4 triliun. Porsi ini berbanding terbalik dengan porsi di tahun lalu. 

Baca Juga: Kepemilikan asing di obligasi korporasi menggemuk, tapi porsi stagnan

Senior Vice President Financial Institution Ratings Division Pefindo, Hendro Utomo memproyeksikan penerbitan surat utang dari BUMN akan meningkat di tahun depan, karena jumlah surat utang BUMN yang jatuh tempo juga cukup besar dan menambah kebutuhan BUMN untuk menerbitkan surat utang baru lagi. 

"Kebutuhan ekspansi BUMN tetap ada apalagi beberapa tahun terakhir sektor infrastruktur gencar membangun, selain perusahaan infrastruktur BUMN yang mengeluarkan surat utang, lembaga pembiayaan atau bank juga bisa mengeluarkan surat utang yang dananya diperuntukkan untuk proyek BUMN, sehingga ini jadi stimulus penerbitan surat utang BUMN," kata Hendro. 

Baca Juga: Ada opsi jumlah fintech P2P lending dibatasi, ini respon AFPI

Untuk kualitas surat utang korporasi baik itu BUMN dan swasta, Hendro mencatat rata-rata surat utang korporasi memiliki rating AA dan AAA. Dengan begitu kualitas surat utang korporasi Indonesia cenderung memiliki risiko yang terkendali dan investor konservatif. Artinya, cenderung tidak masuk ke surat utang dengan rating rendah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×