kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Harga Minyak Naik 1% Terdorong Potensi Blokade Tanker Venezuela


Sabtu, 20 Desember 2025 / 07:55 WIB
Diperbarui Sabtu, 20 Desember 2025 / 07:56 WIB
Harga Minyak Naik 1% Terdorong Potensi Blokade Tanker Venezuela
ILUSTRASI. Harga minyak (REUTERS/Pascal Rossignol)


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak naik tipis pada Jumat (19/12/2025), dipicu kemungkinan gangguan pasokan akibat blokade tanker Venezuela oleh AS. Sementara pasar menunggu perkembangan terkait kemungkinan kesepakatan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Harga Brent naik 65 sen atau 1,1% menjadi US$ 60,47 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik 51 sen atau 0,9% menjadi US$56,66 per barel. Meski demikian, kedua patokan minyak ini tercatat sekitar 1% sepanjang pekan ini setelah sebelumnya turun sekitar 4% pekan lalu.

Di pasar energi lainnya, penurunan harga gasoline AS ke level terendah dalam empat tahun membuat crack spread turun ke level terendah sejak Februari. “Pasar minyak menunjukkan kenaikan kecil setelah sebelumnya mencapai level rendah pekan ini, sambil menunggu panduan lebih lanjut mengenai pembicaraan perdamaian Rusia-Ukraina dan berita terbaru dari Venezuela terkait potensi blokade tanker,” kata analis dari Ritterbusch and Associates.

Baca Juga: Perak Mencapai Rekor Tertinggi, Emas Catat Kenaikan Mingguan Ini Faktor Penyebabnya

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menekankan tanggung jawab selanjutnya ada pada Ukraina dan Eropa untuk membuat langkah menuju perdamaian, sementara Presiden AS, Donald Trump, terus mendorong penyelesaian konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Pemimpin Uni Eropa memutuskan meminjam dana senilai 90 miliar euro (sekitar US$ 105 miliar) untuk membantu Ukraina membiayai pertahanan selama dua tahun ke depan, alih-alih menggunakan aset Rusia yang dibekukan. Putin menolak kompromi dan menuding Uni Eropa melakukan “perampokan terang-terangan” terhadap aset Rusia.

Di sisi lain, Ukraina menyerang tanker “armada bayangan” Rusia di Laut Mediterania menggunakan drone udara untuk pertama kalinya, menandakan meningkatnya intensitas serangan terhadap pengiriman minyak Rusia.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan AS tidak khawatir akan eskalasi dengan Rusia terkait Venezuela, sementara pemerintahan Trump menambah kekuatan militer di Karibia. Trump sendiri menyatakan kemungkinan perang dengan Venezuela masih tetap terbuka.

Ketidakpastian mengenai bagaimana AS akan menegakkan blokade terhadap tanker yang disanksi memengaruhi premi risiko geopolitik, kata analis IG, Tony Sycamore. Venezuela, yang memproduksi sekitar 1% pasokan minyak global, Kamis lalu mengizinkan dua kapal tanpa sanksi berlayar ke China.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,59% dalam Sepekan, Ini Saham Laggard

Sementara itu, sebuah tanker Rusia yang disanksi membawa 300.000 barel nafta masuk perairan Venezuela, sedangkan tiga kapal lainnya berhenti atau mengubah rute di Samudra Atlantik. AS juga memberlakukan sanksi terhadap keluarga dan rekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Jumlah rig di Permian Basin, formasi shale terbesar di Texas Barat dan New Mexico Timur turun tiga unit menjadi 246, level terendah sejak Agustus 2021, menurut data Baker Hughes. Jumlah rig ini menjadi indikator awal produksi masa depan; penurunan rig bisa mengindikasikan output yang menurun.

Selanjutnya: Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Menarik Dibaca: 6 Ide Kado Hari Ibu Last Minute, Bisa Beli di Hari-H Langsung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×