Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
BUMN Mendominasi
Hingga 13 Desember, Pefindo mencatat porsi penerbitan surat utang korporasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat 44% dibandingkan akhir tahun 2018 dengan nilai mencapai Rp 86,5 triliun. Sementara, nilai surat utang swasta Rp 52,4 triliun. Porsi ini berbanding terbalik dengan porsi di tahun lalu.
Baca Juga: Kepemilikan asing di obligasi korporasi menggemuk, tapi porsi stagnan
Senior Vice President Financial Institution Ratings Division Pefindo, Hendro Utomo memproyeksikan penerbitan surat utang dari BUMN akan meningkat di tahun depan, karena jumlah surat utang BUMN yang jatuh tempo juga cukup besar dan menambah kebutuhan BUMN untuk menerbitkan surat utang baru lagi.
"Kebutuhan ekspansi BUMN tetap ada apalagi beberapa tahun terakhir sektor infrastruktur gencar membangun, selain perusahaan infrastruktur BUMN yang mengeluarkan surat utang, lembaga pembiayaan atau bank juga bisa mengeluarkan surat utang yang dananya diperuntukkan untuk proyek BUMN, sehingga ini jadi stimulus penerbitan surat utang BUMN," kata Hendro.
Baca Juga: Ada opsi jumlah fintech P2P lending dibatasi, ini respon AFPI
Untuk kualitas surat utang korporasi baik itu BUMN dan swasta, Hendro mencatat rata-rata surat utang korporasi memiliki rating AA dan AAA. Dengan begitu kualitas surat utang korporasi Indonesia cenderung memiliki risiko yang terkendali dan investor konservatif. Artinya, cenderung tidak masuk ke surat utang dengan rating rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News