kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surat utang korporasi diprediksi makin meningkat didominasi BUMN


Jumat, 20 Desember 2019 / 19:32 WIB
Surat utang korporasi diprediksi makin meningkat didominasi BUMN
SVP Financial Institution Rating Division Pefindo Hendro Utomo (kiri) dan Ekonom Pefindo Fikri C Permana (kanan) berbincang usai pemaparan penerbitan surat utang sepanjang 2019 di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (20/12). PT Pemeringkatan Efek Indonesi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Jelang tutup tahun, korporasi masih gencar meluncurkan surat utang korporasi guna pembiayaan bisnis. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan proyeksi nilai penerbitan surat utang korporasi untuk tahun ini. 

Berdasarkan pemaparan publik, Jumat (20/12), Pefindo mencatat hingga 13 Desember, realisasi penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 142,4 triliun. Sementara, jumlah mandat penerbitan surat utang korporasi hingga 23 Desember mencapai Rp 3,79 triliun.

Baca Juga: Obligasi Indonesia Infrastructure Finance Rp 1,5 triliun resmi tercatat di BEI

Dengan begitu, Pefindo memproyeksikan nilai penerbitan surat utang korporasi di tahun ini mencapai Rp 146,19 triliun.

Dalam pemaparan di November, Pefindo sebelumnya memproyeksikan nilai penerbitan surat utang korporasi di tahun ini sebesar Rp 135,2 triliun.

Sementara, untuk 2020 Pefindo memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi akan kembali meningkat menjadi sekitar Rp 158,5 triliun. Proyeksi tersebut didukung dari jumlah surat utang yang jatuh tempo di tahun depan jauh lebih banyak Rp 132,1 triliun dibanding tahun ini yang berjumlah Rp 113 triliun. 

Baca Juga: Credit Default Swap Menyentuh Rekor Terendah, Yield SUN 10 Tahun Tak Mau Turun

Ekonom Pefindo, Fikri C. Permana, mengatakan, penerbitan surat utang korporasi meningkat karena didukung tren penurunan suku bunga yang berlanjut ke tahun depan. Fikri menilai ruang penurunan suku bunga masih terbuka lebar, meski The Fed terakhir kali memberi sinyal akan menahan diri dalam memangkas suku bunga acuan mereka. 




TERBARU

[X]
×