Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) optimistis, kinerja keuangan di tahun 2022 akan lebih baik dari 2021. Pasalnya, rata-rata harga crude palm oil (CPO) saat ini sudah jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Direktur Utama Sumber Tani Agung Resources, Mosfly Ang, mengatakan, rata-rata harga jual CPO pada 2021 berkisar Rp 12.500 per kilogram, sedangkan harga jual CPO saat ini berkisaran di harga Rp 17.000-Rp 18.000 per kilogram.
"Dari sisi produksi, kami juga memproyeksikan kenaikan hasil tanaman inti dari 23,2 ton per hektare menjadi 26,6 ton per hektare di tahun 2022," kata Mosfly saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/3).
Menurutnya, harga jual CPO pada tahun 2022 akan tetap tinggi sejalan dengan pertumbuhan pasokan CPO yang tidak signifikan.
Baca Juga: Kembangkan Bisnis Hilir, Sumber Tani Agung Resources Bangun Pabrik Penyulingan
Mengingat, pemerintah masih memberlakukan kebijakan moratorium pembukaan lahan sawit baru ditambah produktivitas lahan masyarakat yang kurang tinggi.
Di sisi lain, ada pertumbuhan kebutuhan yang tinggi di sektor pangan, energi, dan kebijakan B30 dari pemerintah.
"Dengan begitu prospek industri CPO pada tahun ini akan tetap bagus seiring dengan kenaikan harga CPO tahun ini yang berada di harga tertinggi sepanjang masa," ucap Mosfly.
Saat ini, STAA menjual produknya ke dalam negeri dan luar negeri. Untuk pasar ekspor, STAA menjual produk CPO ke India, Malaysia, dan Rotterdam (Belanda).
Baca Juga: Sumber Tani Agung Resources (STAA) resmi melantai di BEI
Kemudian, produk palm kernel expeller (PKE) dijual ke China dan Korea, sementara produk palm kernel meal (PKM) dijual ke Korea.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 30 September 2021, STAA mencatatkan peningkatan laba bersih 141% year on year (yoy) menjadi Rp 685,76 miliar dari sebelumnya Rp 284,55 miliar.
Baca Juga: Sumber Tani Agung Resources Akan IPO, Tetapkan Harga Penawaran Rp 600 Per Saham
Kinerja laba yang positif tersebut didorong oleh pendapatan perusahaan yang tumbuh 34% yoy menjadi Rp 4,18 triliun, dari Rp 3,11 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Hingga akhir kuartal III-2021, perusahaan memiliki total aset Rp 5,68 triliun atau meningkat dibandingkan dengan akhir tahun 2020 yang sebesar Rp 5,08 triliun. Ekuitas perusahaan juga meningkat menjadi Rp 2,91 triliun dari semula Rp 2,16 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News