kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Suku bunga The Fed naik, pasar SUN masih aman


Minggu, 18 Juni 2017 / 22:17 WIB
Suku bunga The Fed naik, pasar SUN masih aman


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pasar surat utang negara (SUN) masih aman, meski Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengerek suku bunga acuan alias Fed fund rate (FFR) sebesar 0,25 basis poin menjadi 0,75%-1%. Fundamental dalam negeri yang kuat menjadi sentimen positif penahan tekanan dari AS.

Mengacu Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Jumat (16/7), kinerja pasar obligasi negara yang tercermin pada INDOBeX Government Total Return terangkat 9,05 % (ytd) ke level 224,16.

Secara teori, kenaikan suku bunga acuan Paman Sam masuk dalam kategori sentimen negatif bagi pasar SUN. Namun, Beben Feri Wibowo, Senior Research Analyst Pasar Dana mengatakan, kenaikan FFR yang sudah terjadi tahun ini masih relatif aman bagi pasar SUN. Meski, seminggu kemarin imbal hasil SUN sempat terkoreksi akibat harga SUN sudah terbilang priced in.

"ketika ada sentimen sedikit di harga SUN yang priced in membuat investor cenderung merespon negatif, tetapi pelemahan tersebut masih dalam kondisi yang wajar," kata Beben.

Sementara dari dalam negeri, kondisi makro sedang prima. Beben menjelaskan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak terganggu, sedangkan yield SUN juga tidak melonjak.

Selain itu, pasar SUN juga didukung cadangan devisa yang setiap bulannya meningkat. Beben mengatakan, kebijakan The Fed menaikkan suku bunga acuannya belum membawa pengaruh besar terhadap prospek SUN

Beben menduga, investor tidak perlu khawatir apabila The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. "Fundamental dalam negeri kita tergolong baik," kata Beben. Meski ke depan SUN mengalami tekanan, menurut Beben, kondisi tersebut bisa dimanfaatkan investor untuk membeli SUN di harga yang lebih rendah.

Sementara, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto melihat, setelah The Fed menaikkan suku bunga acuannya, outlook yang terjadi di AS adalah inflasi menurun, serta pertumbuhan ekonomi yang tidak tumbuh tinggi seperti yang diperkirakan diawal. "Ketika Trump terpilih ekspektasinya ekonomi AS akan tumbuh, tapi kalau lihat perkembangan politik sekarang tidak telalu berjalan baik," kata Handy.

Melihat outlook AS seperti itu, meski dalam beberapa hari terakhir yield SUN turun, kenaikan bunga The Fed yang sudah diprediksi pasar ini, bisa mendorong kinerja SUN lebih baik lagi. "Sebenarnya kenaikan suku bunga AS sudah diprediksi pasar, komunikasi The Fed terhadap pasar cukup bagus," kata Handy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×