kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku bunga diprediksi tetap, simak rekomendasi analis


Senin, 13 April 2020 / 22:26 WIB
Suku bunga diprediksi tetap, simak rekomendasi analis


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2020 silam.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan pada RDG April 2020, BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini. Hal ini lantaran BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 bps sepanjang Juni 2019 hingga Maret 2020.

Meski pada periode yang sama The Fed memangkas Fed Rate sebesar 225 bps dari 2,25%-2,5% pada Juni 2019 menjadi 0%-0,25% di Maret 2020, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, salah satunya nilai tukar rupiah. Hingga Senin (13/4) sore, kurs rupiah berada di Rp 15.630 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah sekitar 12,72% sepanjang tahun 2020.

“Kalaupun ada penurunan, saya memperkirakan sebesar 25 bps dalam RDG April 2020 ini,” kata Valdy kepada Kontan.co.id, Senin (13/4).

Baca Juga: IHSG masih tertekan, dua sektor bisa jadi pilihan trading

Valdy berharap keputusan BI akan berdampak positif terhadap rupiah, sejalan dengan kebijakan moneter lain yang telah diambil, semisal penurunan giro wajib minimum (GWM) valas bank umum konvensional dari semula 8% menjadi 4%.

Senada dengan Valdy, analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan, BI masih memiliki peluang kembali menurunkan suku bunga sebanyak 25-50 bps untuk memberikan relaksasi kepada masyarakat. “Tapi ini juga akan disesuaikan dengan perubahan nilai tukar rupiah. Jika operasi pasar yang dilakukan BI sudah cukup, maka BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level saat ini,” papar Reza.

Lantas, bagaimana dampak keputusan BI dalam menentukan suku bunga acuan terhadap pasar modal?

Reza Priyambada menjelaskan, secara teori apabila suku bunga turun maka pasar modal pun akan bergairah, pun sebaliknya. Hanya saja, kondisi saat ini tidak serta merta berjalan sesuai dengan teori dan indeks akan bergerak sesuai sentimen.

Baca Juga: Investor asing cabut, perbankan menadah obligasi negara

Reza mengambil contoh, apabila BI memangkas suku bunga, maka pelaku pasar akan berasumsi perbankan bakal menyesuaikan tingkat suku bunga atau margin bagi hasilnya. Alhasil, ini akan menekan pendapatan para perbankan. Nah, akibatnya saham-saham perbankan bakal terkena aksi jual. Apabila saham perbankan sudah terkena aksi jual, Reza bilang, biasanya akan diikuti dengan aksi jual saham-saham lainnya.

Di sisi lain, yang juga tidak kalah penting ialah menjaga nilai tukar rupiah agar tak melemah terlampau dalam lantaran bakal berimbas pada kinerja emiten. Memang, apabila keputusan BI tak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, mereka dengan mudah melakukan aksi jual. Padahal, menurutnya, perubahan suku bunga maupun nilai tukar dapat membawa implikasi yang luas.

“Di sinilah BI dan pemerintah diharapkan bisa menjaga nilai tukar rupiah lebih stabil. Selain itu, stimulus pemerintah juga diperlukan untuk bisa menjaga ekonomi tetap bertahan,” tambah Reza.

Yang penting, keputusan BI dalam menyesuaikan suku bunga juga harus diikuti perubahan dari perbankan, terutama untuk suku bunga kredit. Dia menambahkan, skenario yang dibutuhkan sekarang ini adalah skenario yang dapat menjaga nilai tukar bisa lebih stabil, juga penyesuaian suku bunga yang dapat menjaga perekonomian.

Baca Juga: Rupiah menguat, investor asing berpotensi masuk lagi ke pasar obligasi

Valdy juga mengimbau agar investor sebaiknya tetap rasional. Sebab sejumlah data ekonomi, yaitu dari sisi cadangan devisa per Maret 2020 masih cukup untuk mendanai 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, berdasarkan konsensus, Bank Indonesia (BI) diprediksi menahan suku bunga acuan. Dia memprediksi pelaku pasar akan merespons positif apabila BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan. “Kita sebenarnya patut melihat kondisi perekonomian yang terdampak oleh Covid-19 ya, reaksi pelaku pasar cukup baik dalam merespons stimulus-stimulus yang sudah dikeluarkan,” ungkap Herditya kepada Kontan, Senin (14/4).

Akan tetapi, sambungnya, fokus pelaku pasar pasar saat ini tak hanya menanti hasil RDG BI dan HSG masih dipengaruhi oleh sentimen lainnya. Herditya memperkirakan IHSG akan bergerak cenderung terkoreksi dengan support di level 4.550 dengan resistance di 4.660 pada perdagangan Selasa (14/4).

Baca Juga: IHSG turun 0,54% pada Senin (13/4), investor asing net buy GGRP dan ECII

Dia merekomendasikan investor untuk mencermati saham-saham dari sektor barang konsumsi dan farmasi di tengah pandemik Covid-19 dan menjelang Bulan Ramadan.

Valdy menyarankan investor dapat mencermati peluang trading buy pada saham-saham bank BBNI, BBRI, BMRI, dan BBCA. Valdy meramal, IHSG diperkirakan berfluktuasi dengan kecenderungan melemah ke area support 4.450-4.550 pada perdagangan besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×