Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tajam pada Jumat (13/6), setelah Iran meluncurkan rudal ke wilayah Israel sebagai aksi balasan atas serangan udara Israel yang menargetkan fasilitas nuklir dan pabrik rudal milik Teheran.
Melansir Reuters, Indeks S&P 500 turun 1,13% ke level 5.976,97, Nasdaq melemah 1,30% ke 19.406,83, dan Dow Jones Industrial Average terperosok 1,79% ke 42.197,79.
Baca Juga: Wall Street Melemah, Konflik Israel-Iran Mempengaruhi Selera Risiko Investor
Dari 11 sektor dalam indeks S&P 500, 10 ditutup melemah. Sektor keuangan memimpin penurunan dengan koreksi 2,06%, disusul teknologi informasi yang turun 1,5%.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 17,9 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir sebesar 18,2 miliar saham.
Sektor maskapai terpukul oleh kekhawatiran kenaikan harga bahan bakar. Saham Delta Air Lines turun 3,8%, United Airlines merosot 4,4%, dan American Airlines anjlok 4,9%.
Sebaliknya, saham pertahanan justru menguat. Lockheed Martin, RTX Corporation, dan Northrop Grumman masing-masing naik lebih dari 3% karena meningkatnya ekspektasi belanja militer.
Baca Juga: Kemlu Sebut Masih Ada 386 WNI saat Serangan Israel ke Iran
Sebagai informasi, ledakan terdengar dan terlihat di atas langit Tel Aviv dan Yerusalem, sementara sirene meraung di seluruh penjuru Israel.
Juru bicara militer Israel mengonfirmasi bahwa rudal-rudal tersebut diluncurkan langsung dari Iran, memperparah eskalasi konflik yang telah mengguncang kepercayaan investor global.
Harga minyak melonjak hampir 7% akibat kekhawatiran gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah. Saham energi AS pun turut menguat, dengan ExxonMobil naik 2,2% dan Diamondback Energy melonjak 3,7%.
“Situasi ini berpotensi menjadi konflik militer penuh,” ujar Elias Haddad, Senior Market Strategist di Brown Brothers Harriman.
“Jika konflik menyebabkan penutupan Selat Hormuz, jalur pengiriman sepertiga pasokan minyak dunia dampaknya terhadap pasar global bisa sangat serius.”
Baca Juga: Rusia Minta Warganya Tidak Bepergian ke Iran dan Israel
Kinerja Mingguan dan Saham Individu
Sepanjang pekan ini: S&P 500 turun 0,4%, Nasdaq melemah 0,6%, dan Dow Jones jatuh 1,3%
Saham Adobe merosot 5,3% setelah kekhawatiran investor atas lambatnya adopsi AI menutupi kenaikan proyeksi pendapatan tahunan perusahaan.
Sebaliknya, Oracle melonjak 7,7% ke rekor tertinggi setelah dua hari berturut-turut menguat berkat prospek cerah bisnis AI-nya.
Saham Nvidia dan Apple masing-masing turun 2,1% dan 1,4%. Visa dan Mastercard anjlok lebih dari 4% setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa sejumlah peritel besar tengah mempertimbangkan penggunaan kripto untuk memotong peran perantara pembayaran.
Baca Juga: Konflik Israel-Iran Kian Memanas, Harga Emas Diproyeksi Naik ke US$ 3.500 Pekan Depan
Sentimen Makro dan Proyeksi The Fed
Sejumlah data ekonomi AS pekan ini, seperti laporan inflasi konsumen dan produsen yang lebih jinak, serta klaim tunjangan pengangguran yang stabil, membantu meredakan kekhawatiran pasar akan tekanan harga akibat tarif dagang.
Investor kini secara luas memperkirakan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan pekan depan.
Keyakinan bahwa AS akan mencapai kesepakatan dagang baru yang dapat menurunkan hambatan perdagangan era Presiden Donald Trump turut menopang optimisme jangka pendek. Indeks S&P 500 kini diperdagangkan sedikit di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada Februari.
Sementara itu, survei University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen membaik untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir, meski ketidakpastian perdagangan masih membayangi.
Selanjutnya: Usung Tema Time To Rise, LPS Monas Half Marathon 2025 Angkat Semangat Kebangkitan
Menarik Dibaca: Rahasia Awet Muda, Lakukan 5 Kebiasaan Ini Secara Rutin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News