Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Eri menyebut, jika investor mencari keamanan dan likuiditas, maka memegang sebagian portofolio dalam bentuk tunai atau setara tunai mungkin bijaksana. Terutama, jika para investor memerlukan dana dalam waktu dekat atau ingin memiliki dana cadangan untuk memanfaatkan peluang investasi yang muncul tiba-tiba.
Namun, ia menuturkan, apabila investor memiliki horizon investasi jangka panjang dan dapat menoleransi volatilitas pasar, maka mengalokasikan dana ke instrumen investasi dengan potensi pertumbuhan berpotensi lebih menguntungkan.
“Jadi investor bisa melakukan investasi sesuai dengan risk profile masing-masing, lalu punya pandangan jangka panjang, lalu kalau ada kesempatan averaging di harga lebih murah, maka sebaiknya dimanfaatkan,” imbuhnya.
Baca Juga: Pemangkasan Suku Bunga The Fed Dapat Kerek Kinerja Reksadana Offshore
Eri merekomendasikan alokasi portofolio investasi berdasarkan tipe investor.
Investor dengan profil risiko konservatif
40% reksadana pasar uang
50% obligasi atau reksadana pendapatan tetap
10% saham atau reksadana saham
Investor dengan profil risiko moderat
30% reksadana pasar uang
40% reksadana pendapatan tetap
30% reksadana saham
Baca Juga: Kinerja Reksadana Kembali Menguat di Semester II-2024, Simak Katalis Pendorongnya
Investor dengan profil risiko agresif
20% reksadana pasar uang atau obligasi
40% reksadana pendapatan tetap
40% saham atau reksadana saham
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News