Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, mencatatkan kinerja operasional yang solid sepanjang Semester I 2025. Di tengah tantangan pasar global yang cukup signifikan, PTBA berhasil mencatat pertumbuhan volume produksi, penjualan, dan angkutan batubara dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sepanjang Januari hingga Juni 2025, volume produksi batubara PTBA mencapai 21,73 juta ton, meningkat 16% dari 18,76 juta ton pada semester I-2024. Volume penjualan batubara PTBA juga mengalami kenaikan sebesar 8% menjadi 21,62 juta ton dari 20,05 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Komposisi penjualan tersebut terdiri dari 54% untuk pasar domestik dan 46% untuk ekspor. Meskipun terjadi penurunan permintaan dari pasar ekspor utama seperti China, PTBA tetap berhasil menjaga kinerja penjualan dengan memperluas jangkauan ekspor ke negara-negara seperti Bangladesh, India, Vietnam, Filipina, dan Thailand.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Minta Pemerintah Pertimbangkan Bea Keluar Batubara, Ini Alasannya
Sejalan dengan peningkatan produksi dan penjualan, volume angkutan batubara PTBA turut meningkat sebesar 9% menjadi 19,27 juta ton dari sebelumnya 17,70 juta ton. Peningkatan ini didukung oleh optimalisasi rantai pasok dan efisiensi di sektor logistik yang terus diperkuat.
Peningkatan aktivitas operasional tersebut berkontribusi terhadap pendapatan konsolidasi PTBA yang tercatat sebesar Rp 20,45 triliun pada semester I-2025 atau naik 4% dibandingkan Rp19,64 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Total aset perusahaan juga mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen, dari Rp41,79 triliun per 31 Desember 2024 menjadi Rp42,68 triliun per 30 Juni 2025.
PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 833,04 miliar pada semester I-2025, turun 59,02% dibandingkan laba bersih perusahaan pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp 2,03 triliun.
Tekanan harga batubara global menjadi salah satu tantangan utama bagi PTBA pada paruh pertama 2025. Indeks harga ICI-3 tercatat mengalami koreksi sebesar 14% secara tahunan dari US$ 75,89 menjadi US$ 65,15 per ton, sedangkan indeks Newcastle turun 22% dari US$ 130,66 menjadi US$ 102,51 per ton.
Menghadapi kondisi tersebut, PTBA menerapkan strategi pemasaran yang adaptif, diversifikasi pasar, serta pengelolaan portofolio pelanggan yang beragam. PTBA membukukan rata-rata harga jual sebesar Rp 930.000 per ton, turun 4% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, biaya operasional turut mengalami tekanan seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yang rata-rata mencapai Rp 14.666 per liter atau meningkat 7% dibandingkan Rp 13.682 per liter pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan konsumsi BBM juga sejalan dengan bertambahnya volume produksi dan jarak angkut batubara.
Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengatakan, PTBA secara konsisten melakukan penguatan operasional. Kendati kondisi pasar global cukup menantang, PTBA tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja.
"Ke depan, perusahaan akan terus mendorong efisiensi biaya, meningkatkan kinerja aset, serta memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan,” ujar dia dalam siaran pers di situs Bukit Asam, Jumat (1/8/2025).
Baca Juga: Begini Strategi Bukit Asam (PTBA) Hadapi Tren Pelemahan Ekspor Batubara
Sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi dan target Net Zero Emission 2060, PTBA terus memperluas portofolio bisnis di sektor energi baru dan terbarukan (EBT). Inisiatif ini selaras dengan visi perusahaan menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli terhadap lingkungan.
Pada 17 Juni 2025, PTBA melalui anak usaha PT Bukit Energi Investama (BEI), resmi mengoperasikan PLTS Timah Industri berkapasitas 303,1 kWp di Kawasan Industri Cilegon. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara BEI sebagai investor, PT Krakatau Chandra Energy sebagai pengelola kawasan dan kontraktor EPC, dan PT Timah Industri sebagai pengguna energi.
Dengan beroperasinya PLTS tersebut, total kapasitas terpasang PLTS PTBA kini mencapai 1 megawatt-peak (MWp). Hal ini menjadi bagian dari langkah nyata menuju bisnis yang rendah karbon dan berkelanjutan.
Komitmen PTBA terhadap keberlanjutan dan tata kelola yang baik juga memperoleh pengakuan di tingkat regional. Pada ajang ASEAN Corporate Governance Conference & Awards (ASEAN CGCA) 2025 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, PTBA meraih predikat ASEAN Asset Class Public Listed Company.
“Dengan kinerja Semester I yang positif, PTBA optimistis menghadapi paruh kedua 2025 melalui strategi berkelanjutan yang berfokus pada efisiensi, ekspansi pasar, dan tata kelola unggul,” tutup Niko.
Selanjutnya: Rekomendasi Tanaman Hidroponik Paling Mudah Dirawat di Rumah, Cocok untuk Pemula
Menarik Dibaca: Rekomendasi Tanaman Hidroponik Paling Mudah Dirawat di Rumah, Cocok untuk Pemula
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News