CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.935   10,00   0,06%
  • IDX 7.326   129,75   1,80%
  • KOMPAS100 1.119   20,47   1,86%
  • LQ45 882   13,09   1,51%
  • ISSI 223   2,93   1,33%
  • IDX30 451   6,66   1,50%
  • IDXHIDIV20 541   6,32   1,18%
  • IDX80 128   2,09   1,66%
  • IDXV30 130   1,78   1,38%
  • IDXQ30 150   1,88   1,27%

Strategi Susun Alokasi Portofolio Investasi di Tengah Potensi Penurunan Suku Bunga


Kamis, 01 Agustus 2024 / 21:42 WIB
Strategi Susun Alokasi Portofolio Investasi di Tengah Potensi Penurunan Suku Bunga
ILUSTRASI. Perbandingan imbal hasil investasi dari beberapa jenis investasi. Investasi bitcoin masih memberikan imbal hasil tertinggi diikuti oleh emas batangan dan emas di pasar spot dan valuta asing dollar Amerika Serikat. Sumber: Harian Kontan Edisi Sabtu, 4 November 2023.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

Selaras dengan hal ini, Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, pergerakan harga Bitcoin (BTC) selama bulan Juli 2024 menunjukkan hasil yang cukup memuaskan, terlihat dari kinerjanya yang naik 9,20% sepanjang Juli 2024. 

Berdasarkan data Bitcoin Monthly Returns, pertumbuhan nilai BTC naik seignifikan sebesar 3,14%, dibandingkan bulan sebelumnya yang turun mencapai -6,96%. 

“Maka di bulan Agustus juga menjadi harapan baru bagi investor untuk potensi harga Bitcoin bisa mencapai nilai tertunggi sepanjang masa kembali,” kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8). 

Namun, Fyqieh menyebutkan, di awal bulan Agustus, Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan mengalami penurunan tajam. Pada Kamis (1/8), harga Bitcoin turun karena meningkatnya risiko geopolitik yang menarik perhatian investor setelah pertemuan The Fed bulan Juli berakhir. 

Di mana, Bitcoin turun di bawah level US$ 65.000 dari sekitar level US$ 66.500 setelah konferensi pers Ketua Fed, Jerome Powell, yang mengumumkan tetap mempertahankan laju suku bunga pada 5,25-5,5%. Mengutip CoinmarketCap, harga BTC melemah 2,33% ke level US$ 64.704 pada Kamis, (1/8) pukul 20.15 WIB. 

Baca Juga: Saratoga Investama Sedaya Optimalkan Peluang Investasi di Brawijaya Healthcare

Fyqieh menilai, penurunan harga Bitcoin ini banyak dipengaruhi oleh sentimen distribusi BTC oleh Mt. Gox, transfer Bitcoin senilai $2 miliar oleh pemerintah AS, serta kondisi geopolitik Timur Tengah yang memanas kembali pasca pimpinan Iran dilaporkan memerintahkan serangan balasan terhadap Israel atas wafatnya Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

“Sentimen pasar juga terpengaruh oleh ketidakpastian seputar regulasi kripto global dan kekhawatiran akan inflasi yang meningkat," kata Fyqieh.

Kendati begitu, dia memprediksi harga Bitcoin akan kembali naik di atas US$ 70.000 atau sekitar Rp1,13 miliar pada Agustus ini. Namun, Bitcoin memerlukan bantuan makro lebih lanjut dalam bentuk putaran inflasi yang lebih rendah dan proyeksi pemangkasan suku bunga Fed, untuk memicu kenaikan harga.

Investasi Saham Juga Memiliki Return Tinggi

Sementara itu, Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi mengatakan, investasi saham dan obligasi korporasi juga memiliki kinerja yang cukup tinggi. Di mana, saham kinerjanya tercatat naik 2,72% secara MoM dan meningkat 0,66% secara YtD.

Eri menjelaskan, kenaikan ini dipengaruhi inflasi AS Juni, yang nilainya di bawah ekspektasi atau lebih baik, serta membaiknya sentimen dalam negeri seiring earning season. Dia memprediksi bahwa ke depannya kinerja saham masih tetap cukup baik, terutama setelah pertemuan the Fed semalam, sehungga ada kemungkinan suku bunga di AS akan di potong lebih cepat atau pada September 2024. 

Dia mengatakan bahwa dalam kondisi pasar yang tidak pasti seperti saat ini, diversifikasi portofolio menjadi kunci untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.

Baca Juga: Kembangkan Bisnis Wisata Golf, Cermati Target dan Strategi Intra Golflink (GOLF)

Eri menilai, untuk instrumen menarik yang bisa dikoleksi investor dengan kondisi saat ini yaitu reksadana pendapatan tetap dan saham karena ada probabilitas besar The Fed akan menurunkan suku bunga acuan, yang kemungkinan akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI).

"Tetapi, terkait apakah lebih baik pegang tunai atau tidak, ini tergantung pada tujuan investasi dan toleransi risiko masing-masing," kata Eri kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8). 



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×