kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SMCB menambah produksi dan memperkuat pasar


Jumat, 09 November 2012 / 07:51 WIB
SMCB menambah produksi dan memperkuat pasar
ILUSTRASI. Jabat tangan merupakan hal yang berpengaruh dalam menampilkan kesan pertama dengan orang baru atau lawan bicara.


Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) terus menambah kapasitas produksi. Pembangunan pabrik semen Tuban I diprediksi rampung pada Juni 2013. Dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun, maka total kapasitas produksi SMCB pada tahun depan bisa mencapai 10 juta ton.

Setelah Tuban I selesai, SMCB siap membangun pabrik Tuban II dengan kapasitas yang sama. SMCB sudah memiliki dua pabrik semen di Narogong Jawa Barat dan Cilacap Jawa Tengah dengan total produksi mencapai 8,3 juta ton.

Analis Sucorinvest Central Gani, Gifar Indra Sakti, memperkirakan SMCB ingin mengerek pangsa pasar di Jawa Timur. “Dari pangsa pasar di pulau Jawa, yang paling kecil di Jawa Timur,” tutur dia.

Saat ini, pangsa pasar SMCB di Jawa Barat dan Jawa Tengah sekitar 20%. Adapun pangsa pasar di Jawa Timur hanya 11%. Dengan pabrik Tuban I dan II, Gifar memprediksi pangsa pasar SMCB di Jawa Timur setidaknya bisa naik menjadi 20%.

Ekspansi SMCB di Jawa sangat dimaklumi. Saat ini porsi penjualan semennya di pulau ini mencapai 70% dari total penjualan. Per September 2012, pangsa pasar di pulau Jawa turun menjadi 20,2% dibandingkan angka per September 2011 sebesar 21,3%.

Gifar menilai, persaingan industri semen di pulau Jawa semakin ketat. Ini lantaran sebagian besar penjualan semen produsen lain juga terkonsentrasi di Jawa, ditambah adanya pemain baru.

Analis Kresna Securities, Griselda Yoeman dalam risetnya memperkirakan, ekspansi pabrik Tuban I dan Tuban II bisa mendongkrak laba bersih per saham atau earning per share (EPS) 2013, yakni naik 18,7% year-on-year (YoY) menjadi Rp 150.

Griselda memprediksi pendapatan SMCB tahun ini senilai Rp 8,6 triliun, naik 15% dari pendapatan 2011. Pada 2013, pendapatan SMCB ditaksir tumbuh 13% menjadi Rp 9,7 triliun. Sedangkan proyeksi laba bersih tahun ini dan tahun depan masing-masing Rp 1,2 triliun dan Rp 1,4 triliun.

Gifar memproyeksikan volume penjualan semen SMCB di tahun ini mencapai 8,15 juta ton, naik 9,2% dari tahun lalu. Dengan berproduksinya pabrik Tuban I, volume penjualan 2013 diperkirakan tumbuh 9,9% menjadi 8,96 juta ton. “Karena pabrik Tuban I belum berproduksi setahun penuh,” tutur dia.

Menurut Gifar, SMCB perlu membangun dua pabrik sebagai antisipasi jika permintaan melonjak. Secara historis, volume penjualan SMCB pada 2010 dan 2011 masing-masing naik 6,2% dan 17,7%.

Saat ini, kapasitas produksi SMCB mencapai 8,6 juta ton dengan tingkat utilisasi 99%. Dengan menambah dua pabrik baru di Tuban, SMCB berpotensi meningkatkan kapasitas produksi menjadi 12 juta ton pada 2015.

Gifar merekomendasikan hold SMCB dengan target Rp 3.475, mencerminkan price-to-earning ratio (PER) pada 2013 sebesar 21 kali. Adrianus Bias Prasuryo, analis Samuel Sekuritas Indonesia, juga menyarankan hold dengan target Rp 3.300 per saham, yang mencerminkan PER 18,2 kali untuk 2013. Valbury Asia Securities Budi Rustanto merekomendasikan buy dengan target Rp 3.500 per saham. Harga SMCB, Kamis (8/11), menurun 2,8% menjadi Rp 3.475 per saham. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) terus menambah kapasitas

produksi. Pembangunan pabrik semen Tuban I diprediksi rampung pada

Juni 2013. Dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun, maka total

kapasitas produksi SMCB pada tahun depan bisa mencapai 10 juta ton.
Setelah Tuban I selesai, SMCB siap membangun pabrik Tuban II dengan

kapasitas yang sama. SMCB sudah memiliki dua pabrik semen di

Narogong Jawa Barat dan Cilacap Jawa Tengah dengan total produksi

mencapai 8,3 juta ton.
Analis Sucorinvest Central Gani, Gifar Indra Sakti, memperkirakan

SMCB ingin mengerek pangsa pasar di Jawa Timur. “Dari pangsa pasar

di pulau Jawa, yang paling kecil di Jawa Timur,” tutur dia.
Saat ini, pangsa pasar SMCB di Jawa Barat dan Jawa Tengah sekitar

20%. Adapun pangsa pasar di Jawa Timur hanya 11%. Dengan pabrik

Tuban I dan II, Gifar memprediksi pangsa pasar SMCB di Jawa Timur

setidaknya bisa naik menjadi 20%.
Ekspansi SMCB di Jawa sangat dimaklumi. Saat ini porsi penjualan

semennya di pulau ini mencapai 70% dari total penjualan. Per

September 2012, pangsa pasar di pulau Jawa turun menjadi 20,2%

dibandingkan angka per September 2011 sebesar 21,3%.
Gifar menilai, persaingan industri semen di pulau Jawa semakin

ketat. Ini lantaran sebagian besar penjualan semen produsen lain

juga terkonsentrasi di Jawa, ditambah adanya pemain baru.
Kinerja tumbuh
Analis Kresna Securities, Griselda Yoeman dalam risetnya

memperkirakan, ekspansi pabrik Tuban I dan Tuban II bisa mendongkrak

laba bersih per saham atau earning per share (EPS) 2013, yakni naik

18,7% year-on-year (YoY) menjadi Rp 150.
Griselda memprediksi pendapatan SMCB tahun ini senilai Rp 8,6

triliun, naik 15% dari pendapatan 2011. Pada 2013, pendapatan SMCB

ditaksir tumbuh 13% menjadi Rp 9,7 triliun. Sedangkan proyeksi laba

bersih tahun ini dan tahun depan masing-masing Rp 1,2 triliun dan Rp

1,4 triliun.
Gifar memproyeksikan volume penjualan semen SMCB di tahun ini

mencapai 8,15 juta ton, naik 9,2% dari tahun lalu. Dengan

berproduksinya pabrik Tuban I, volume penjualan 2013 diperkirakan

tumbuh 9,9% menjadi 8,96 juta ton. “Karena pabrik Tuban I belum

berproduksi setahun penuh,” tutur dia.

Menurut Gifar, SMCB perlu membangun dua pabrik sebagai antisipasi

jika permintaan melonjak. Secara historis, volume penjualan SMCB

pada 2010 dan 2011 masing-masing naik 6,2% dan 17,7%.
Saat ini, kapasitas produksi SMCB mencapai 8,6 juta ton dengan

tingkat utilisasi 99%. Dengan menambah dua pabrik baru di Tuban,

SMCB berpotensi meningkatkan kapasitas produksi menjadi 12 juta ton

pada 2015.

Gifar merekomendasikan hold SMCB dengan target Rp 3.475,

mencerminkan price to earning ratio (PER) pada 2013 sebesar 21 kali.
Adrianus Bias Prasuryo, analis Samuel Sekuritas Indonesia, juga

menyarankan hold dengan target Rp 3.300 per saham, yang mencerminkan

PER 18,2 kali untuk 2013. Valbury Asia Securities Budi Rustanto

merekomendasikan buy dengan target Rp 3.500 per saham. Harga SMCB,

Kamis (8/11), menurun 2,8% menjadi Rp 3.475 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×