Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) terus menambah kapasitas produksi. Pembangunan pabrik semen Tuban I diprediksi rampung pada Juni 2013. Dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun, maka total kapasitas produksi SMCB pada tahun depan bisa mencapai 10 juta ton.
Setelah Tuban I selesai, SMCB siap membangun pabrik Tuban II dengan kapasitas yang sama. SMCB sudah memiliki dua pabrik semen di Narogong Jawa Barat dan Cilacap Jawa Tengah dengan total produksi mencapai 8,3 juta ton.
Analis Sucorinvest Central Gani, Gifar Indra Sakti, memperkirakan SMCB ingin mengerek pangsa pasar di Jawa Timur. “Dari pangsa pasar di pulau Jawa, yang paling kecil di Jawa Timur,” tutur dia.
Saat ini, pangsa pasar SMCB di Jawa Barat dan Jawa Tengah sekitar 20%. Adapun pangsa pasar di Jawa Timur hanya 11%. Dengan pabrik Tuban I dan II, Gifar memprediksi pangsa pasar SMCB di Jawa Timur setidaknya bisa naik menjadi 20%.
Ekspansi SMCB di Jawa sangat dimaklumi. Saat ini porsi penjualan semennya di pulau ini mencapai 70% dari total penjualan. Per September 2012, pangsa pasar di pulau Jawa turun menjadi 20,2% dibandingkan angka per September 2011 sebesar 21,3%.
Gifar menilai, persaingan industri semen di pulau Jawa semakin ketat. Ini lantaran sebagian besar penjualan semen produsen lain juga terkonsentrasi di Jawa, ditambah adanya pemain baru.
Analis Kresna Securities, Griselda Yoeman dalam risetnya memperkirakan, ekspansi pabrik Tuban I dan Tuban II bisa mendongkrak laba bersih per saham atau earning per share (EPS) 2013, yakni naik 18,7% year-on-year (YoY) menjadi Rp 150.
Griselda memprediksi pendapatan SMCB tahun ini senilai Rp 8,6 triliun, naik 15% dari pendapatan 2011. Pada 2013, pendapatan SMCB ditaksir tumbuh 13% menjadi Rp 9,7 triliun. Sedangkan proyeksi laba bersih tahun ini dan tahun depan masing-masing Rp 1,2 triliun dan Rp 1,4 triliun.
Gifar memproyeksikan volume penjualan semen SMCB di tahun ini mencapai 8,15 juta ton, naik 9,2% dari tahun lalu. Dengan berproduksinya pabrik Tuban I, volume penjualan 2013 diperkirakan tumbuh 9,9% menjadi 8,96 juta ton. “Karena pabrik Tuban I belum berproduksi setahun penuh,” tutur dia.
Menurut Gifar, SMCB perlu membangun dua pabrik sebagai antisipasi jika permintaan melonjak. Secara historis, volume penjualan SMCB pada 2010 dan 2011 masing-masing naik 6,2% dan 17,7%.
Saat ini, kapasitas produksi SMCB mencapai 8,6 juta ton dengan tingkat utilisasi 99%. Dengan menambah dua pabrik baru di Tuban, SMCB berpotensi meningkatkan kapasitas produksi menjadi 12 juta ton pada 2015.
Gifar merekomendasikan hold SMCB dengan target Rp 3.475, mencerminkan price-to-earning ratio (PER) pada 2013 sebesar 21 kali. Adrianus Bias Prasuryo, analis Samuel Sekuritas Indonesia, juga menyarankan hold dengan target Rp 3.300 per saham, yang mencerminkan PER 18,2 kali untuk 2013. Valbury Asia Securities Budi Rustanto merekomendasikan buy dengan target Rp 3.500 per saham. Harga SMCB, Kamis (8/11), menurun 2,8% menjadi Rp 3.475 per saham. PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) terus menambah kapasitas
produksi. Pembangunan pabrik semen Tuban I diprediksi rampung pada
Juni 2013. Dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun, maka total
kapasitas produksi SMCB pada tahun depan bisa mencapai 10 juta ton.
Setelah Tuban I selesai, SMCB siap membangun pabrik Tuban II dengan
kapasitas yang sama. SMCB sudah memiliki dua pabrik semen di
Narogong Jawa Barat dan Cilacap Jawa Tengah dengan total produksi
mencapai 8,3 juta ton.
Analis Sucorinvest Central Gani, Gifar Indra Sakti, memperkirakan
SMCB ingin mengerek pangsa pasar di Jawa Timur. “Dari pangsa pasar
di pulau Jawa, yang paling kecil di Jawa Timur,” tutur dia.
Saat ini, pangsa pasar SMCB di Jawa Barat dan Jawa Tengah sekitar
20%. Adapun pangsa pasar di Jawa Timur hanya 11%. Dengan pabrik
Tuban I dan II, Gifar memprediksi pangsa pasar SMCB di Jawa Timur
setidaknya bisa naik menjadi 20%.
Ekspansi SMCB di Jawa sangat dimaklumi. Saat ini porsi penjualan
semennya di pulau ini mencapai 70% dari total penjualan. Per
September 2012, pangsa pasar di pulau Jawa turun menjadi 20,2%
dibandingkan angka per September 2011 sebesar 21,3%.
Gifar menilai, persaingan industri semen di pulau Jawa semakin
ketat. Ini lantaran sebagian besar penjualan semen produsen lain
juga terkonsentrasi di Jawa, ditambah adanya pemain baru.
Kinerja tumbuh
Analis Kresna Securities, Griselda Yoeman dalam risetnya
memperkirakan, ekspansi pabrik Tuban I dan Tuban II bisa mendongkrak
laba bersih per saham atau earning per share (EPS) 2013, yakni naik
18,7% year-on-year (YoY) menjadi Rp 150.
Griselda memprediksi pendapatan SMCB tahun ini senilai Rp 8,6
triliun, naik 15% dari pendapatan 2011. Pada 2013, pendapatan SMCB
ditaksir tumbuh 13% menjadi Rp 9,7 triliun. Sedangkan proyeksi laba
bersih tahun ini dan tahun depan masing-masing Rp 1,2 triliun dan Rp
1,4 triliun.
Gifar memproyeksikan volume penjualan semen SMCB di tahun ini
mencapai 8,15 juta ton, naik 9,2% dari tahun lalu. Dengan
berproduksinya pabrik Tuban I, volume penjualan 2013 diperkirakan
tumbuh 9,9% menjadi 8,96 juta ton. “Karena pabrik Tuban I belum
berproduksi setahun penuh,” tutur dia.
Menurut Gifar, SMCB perlu membangun dua pabrik sebagai antisipasi
jika permintaan melonjak. Secara historis, volume penjualan SMCB
pada 2010 dan 2011 masing-masing naik 6,2% dan 17,7%.
Saat ini, kapasitas produksi SMCB mencapai 8,6 juta ton dengan
tingkat utilisasi 99%. Dengan menambah dua pabrik baru di Tuban,
SMCB berpotensi meningkatkan kapasitas produksi menjadi 12 juta ton
pada 2015.
Gifar merekomendasikan hold SMCB dengan target Rp 3.475,
mencerminkan price to earning ratio (PER) pada 2013 sebesar 21 kali.
Adrianus Bias Prasuryo, analis Samuel Sekuritas Indonesia, juga
menyarankan hold dengan target Rp 3.300 per saham, yang mencerminkan
PER 18,2 kali untuk 2013. Valbury Asia Securities Budi Rustanto
merekomendasikan buy dengan target Rp 3.500 per saham. Harga SMCB,
Kamis (8/11), menurun 2,8% menjadi Rp 3.475 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News